Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

“Re” Buku tentang Hebatnya Perempuan

4 Mei 2014   15:08 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:53 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siang kemaren, bertempat di “Restoran Ayam dan Bebek Tangkap Atjeh Rayeuk” yang berlokasi di kawasan jalan Ciranjang, Jakarta Selatan berlangsung acara santai yang membedah isi bukuRe” langsung oleh penulisnya Kang Maman Suherman.

13991654381208778075
13991654381208778075

Suasana terasa sangat santai, apalagi sang penulis, Kang Maman, yang walaupun bernama khas Sunda, ternyata berasal dari Makassar ini , terasa sangat ramah walaupun baru kali ini sempat bertatap muka langsung.Sebelum acara dimulai, Fikri dengan gaya “standup comedy” menguraikan pendapatnya tentang perempuan dan kesetaraan jender dan juga emansipasi wanta.

1399165176322088710
1399165176322088710

“Wanita itu jauh lebih hebat dari kaum lelaki”, tukasnya lagi sambil memberi contoh betapa banyak pria yang tidak sanggup hidup sendiri apabila ditinggal istri sementara banyak wanita yang bisa berperan sebagai ayah dan ibu bila ditinggal suami.Tetu saja selain tugas alamiah dimana betapa pun hebatnya lelaki, dia tidak akan pernah bisa hamil dan melahirkan.

Buku dengan judul paling singkat di dunia karena hanya dengan dua huruf yaitu “RE” ini berasal dari skripsi Kang Maman ketika menimba ilmu di program studi kriminologi di Universitas Indonesia di akhir tahun 1980-an.Buku yang bercerita tentang kehidupan seorang pelacur yang lesbian dan memiliki seorang anak ini mengungkap dengan gamblang betapa pahit dan getirnya kisah tokoh utama yang bernama “Rere” ini.Kalau ditanya nama aslinya, Re juga hanya menjawab dengan sedikit diplomasi tentang apalah arti sebuah nama.

13991837281573029930
13991837281573029930

Kehidupan sebagai pelacur yang keras, dimana kadang-kadang kematian menjadi sangat akrab dengan mereka serta detil yang sangat hidup dapat dirasakan ketika membalik lembar-demi lembar buku setebal 160-an halaman ini.“Kalau lengkap bisa lebih dari 400 halaman”, tambah kang Maman lagi. Namun penerbit POP yang merupakan bagian dari penerbit kondang Gramedia ini menyarankan untuk menyingkat cerita sehingga akhirnya buku ini tidak menjadi terlalu tebal dan enak untuk dibaca.Namun, tetap saja ada tanda bulatan kecil di sudut kanan bawah buku yang menyatakan buku ini “Khusus Dewasa” dengan angka 18 plus di dalam lingkaran.

1399165525521073299
1399165525521073299

Kang Maman terus bercerita banyak tentang kehidupan pribadinya ketika kuliah di Jakarta. Tentang ibunya yang tegar, tentang awal-awal kehidupan sebagai jurnalis lepas untuk membiayai kuliah. Dan puncaknya adalah ketika menyelusuri kehidupan para pelacur untuk menyelesaikan skripsi yang kemudian menjadi buku mungil dengan cover depan berwarna biru tua, putih dan hitam ini.

13991652471113586524
13991652471113586524

Obrolan kami kian siang kian asyik. Semuanya tentang perempuan yang dianggap sebagai “cahaya” oleh Kang Maman, sebagaimana dituliskan pada lembar pertama buku yang dihadiahkan kepada saya lengkap dengan tandatangan sang penulis yang kebetulan memilih untuk berkepala plontos ini.

“Saya bernazar untuk memotong rambut apabila Pak Harto jatuh”, jelas Kang Maman lagi sambil bercerita betapa pada masa orde baru kebebasan pers sama sekali tidak ada. Dia juga sempat bercerita betapa getirnya ketika sebuah penerbit yang berjanji akan memberkan honor dalam jumlah yang lumayan tiba-tiba saja dibredel.

Asyiknya semua obrolan kami siang itu ditemani oleh kuliner khas Aceh yang nikmat seperti ayam dan bebek tangkap, dan tentunya mie Aceh yang saya pesan ini.

13991653991712493468
13991653991712493468

Kalau anda penasaran tentang buku berjudul “Re” ini, silahkan mampir ke toko buku dan membelinya. Dijamin bahwa perspektif anda tetang wanita yang tadinya hanya 4 P yaitu, pigura, peraduan, pergaulan, dan pinggan, akan berubah menjadi P yang kelima yaitu pilar.

Pe”RE”mpuan memang cahaya yang menjadi pilar kehidupan kita semua.

Jakarta , 4 Mei 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun