Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Dilarang Belanja di Mal Terluas di Dunia Ini!

16 Juni 2014   01:56 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:35 811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau berkunjung ke Newyork City, wajib hukumnya mampir ke Manhattan dan mengagumi deretan gedung pencakar langit yang bahkan telah berusia hampir seratus tahun. Sementara jika mampir ke Washington DC, ibu kota negara Paman Sam ini, The Mall, adalah tempat yang tidak dapat dilewatkan begitu saja.

1402832142114750868
1402832142114750868

Pengembaraan kali ini dimulai di stasiun Metro L’Enfant Plaza yang merupakan salah satu stasiun metro yang cukup sibuk karena beberapa jalur saling bertemu dan juga ada jalur bus yang menuju ke Bandara National Ronald Reagan.Dengan menyusuri Maryland Avenue dan 6th Street dan akhirnyasetelah menyebrang Independence Avenue, Saya pun tiba di Smithsonian National Air and Space Museum.Salah satu museum yang terdapat di kawasan National Mall ini.

1402832172479213468
1402832172479213468

Melewati Museum ini, Saya kembali harus menyebrangi Jefferson Drive dan kemudian sampai di lapangan yang luas dan memanjang dari timur ke barat.Di sebelah timur, dikejauhan , nampak salah satu ikon Washington, dan bahkan juga Amerika Serikat, yaitu gedung parlemen yang terkenal dengan nama Capitol.Kubahnya yang khas dan menjulang terlihat megah bahkan dari kejauhan sekali pun.

14028321971430555421
14028321971430555421

Di lapangan rumput yang maha luas ini, puluhan ribu orang sibuk dengan kegiatannya masing-masing, ada yang berjalan santai, berjemur di bawah terik matahari bulan Juni yang hangat atau juga bahkan berolahraga ataupun bermain segway.Dan persis di sebelah utara juga terdapat bangunan lain yang tidak kurang megahnya yaitu National Gallery of Art.

140283223315187370
140283223315187370

The Mall yang memiliki nama resmi National Mall ini memang bukan bangunan pusat perbelanjaan seperti di Jakarta, tetapi merupakan nama sebuah kawasan yang mirip dengan Lapangan Monas di pusat ibukota Indonesia.Yang membedakannya adalah lay outnya yang tidak bujursangkar seperti Monas, melainkan memanjang beberapa kilometer dari Capitol terus ke barat melewati Washington Monument , samapi ke Lincoln Memorial.

14028322691774857042
14028322691774857042

Sambil berjalan santai dan sesekali beristirahat di kursi taman yang nyaman, saya terus melangkah ke arah barat menyusuri The Mall ini.Ada banyak tempat yang menarik yang sempat saya lihat termasuk sebuah museum terbuka yang berisi puluhan patung dan karya seni dan dinamakan “The Hirshom Museum’s Sculpture Garden”.

14028322972105394616
14028322972105394616

Perjalanan ke barat terus berlanjut dan melewati“Smithsonian Institution” yang bentuknya bak puri dan jaman pertengahan sehingga disebut juga sebagai Smithsonian Castle.Di lapangan rumput di depannya juga terdapat komedi putar dimana anak-anak dengan riang sedang bermain, sementara nun jauh di sebelah utara terdapat Smithsonian National Museum.

14028323271246379395
14028323271246379395

Walaupun sudah berjalan lebih dari satu atau dua kilometer, namun, karena hangatnya sang surya yang disertai dengan hembusan angin yang masih cukup sejuk, kaki tidak terasa terlalu capai karena kita tetap dapat sesekali beristirahat di kursi taman sambil menyaksikan orang dan wisatawan dari seluruh dunia yang lalu lalang.Akhirnya saya pun tiba di dekat Stasiun Metro Smithsoniam dimana terdapat peta besar “The Mall” dan Tugu Monasnya Washington, yaitu Washington Monumen yang terlihat menjulang dengan megahnya.

1402832422681010750
1402832422681010750

Kalau dilihat di peta, perjalanan saya menyusuri The Mall barulah setengahnya saja dan masih ada hampir dua kilometer lagi untuk mencapai ujung barat di Lincoln Memorial.Setelah melewati Washington Memorial, di sebelah utara terlihat di kejauhan kemegahan Gedung Putih, atau juga “The White House” yang menjadi tempat tinggal resmi Om Obama.Di sini, yang terlihat adalah lapangan rumput yang luas dan bangunan-bangunan yang menjadi ikon kota Washington.

1402832457105052335
1402832457105052335

Wisata mall terus dilanjutkan dengan melewati “World War II Memorial” yang di sebelah selatan di dedikasikan untuk kawasan Pasifik sementaran di sebelah utara untuk kawasan Atlantik.Di tengahnyaterdapat air mancur berbentuk lingkaran yang sangat indah.Dari tempat ini kalau kita memandang ke timur akan terlihat Washington Monument dengan latar belakang The Capitol. Sedangkan kalau kita melihat ke barat akan terlihat di kejauhan Lincoln Memorial yang megah dengan kolam panjang di depannya yang diesbut “Lincoln Memorial Reflecting Pool”.

Saya berjalan santai di jalan panjang yang diteduhi pepohonan dan juga dilengkapi kursi taman yang nyaman. Sesekali, saya sempatkan duduk bersitirahat, maklum saja panjang jalan ini menuju ke Linclon Memorial masih sekitar 1 kilometer lagi.Dari tempat ini saya dapat melihat Reflecting Pool di kejauhan dimana banyak terdapat bebek berwarna coklat yang stampak berkelompok dan sedang sibuk berenang kian kemari.

14028324911311786733
14028324911311786733

Di sudut selatan , ketika hampir tiba di Lincoln Memorial, saya sempat mampir ke sebuah taman yang dihiasi serdadu Amerika yang kebanyakan berjubah.Taman ini disebut sebagai Korean War Veteran Memorial untuk memperingati para serdadu Amerika dan PBB yang ikut serta pada Perang Korea di awal tahun 1950an.

Akhirnya saya pun tiba di Linclon Memoria yang senja itu ramai dipadati pengunjung yang sebagian besar sedang duduk beristirahat di deretan anak tangga yang terbuat dari marmer.Pemandangan dari depan sini memang amat menawan,Hamparan Reflecting pool, WW II Memorial dengan airmancurnya yang indah, dan berlatar belakang Washington Monument serta The Capitol di kejauhan.

14028325191640651154
14028325191640651154

Di depan patung Raksasa Abe Lincoln yang sedang duduk saya termenung, sementara seorang ranger, atau pemandu wisata sedang asyik bercerita .Ini adalah Washington, dimana kita dapat menyaksikan panjangnya sejarah Amerika Serikat sebagai sebuah negara yang menjadi ikon demokrasi dunia. Sudah banyak yang saya saksikan, sementara masih banyak juga yang belum sempat dikunjungi, sementara kaki mulai terasa lelah sambil membayangkan harus kembali lagi berjalan beberapa kilometer untuk menyusuri kawasan lain di sekitar mall terluas di dunia ini. Sayangnya di mall ini, kita sama sekali tidak dapat berbelanja!

Washington , Juni 2014.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun