Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Dua Masjid dengan Pemandangan Indah di Panama City

29 Juni 2014   15:33 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:18 1543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Republica de Panama secara resmi merupakan negara sekuler yang bahkan tidak mengumpulkan statistik tentang agama yang dipeluk oleh penduduknya. Walaupun begitu hampir dipastikan bahwa secara tradisional, negara-negara di Amerika Tengah dan Selatan yang banyak dipengaruhi budaya Spanyol sebagian besar memeluk Agama Katolik.

14040047591242682970
14040047591242682970

Namun bukan berarti kehadiran agama lain tidak ada di negara kecil yang di apit oleh dua Samudara luas yaitu Atlantik di utara dan Pacsifik di selatan ini.Selain, Protestan , Buddha, Bahai, dan Hindhu, maka geliat Islam juga masih ada di negri yang hanya berpenduduk sekitar 3,8 juta jiwa ini.

14040047861323345113
14040047861323345113

Setelah sempat menyaksikan bagaimana kapal-kapal barang raksasa melewati Terusan Panama yang terkenal di Esclusa de Miraflores atau Miraflores Lock, dengan taksi yang ditumpangi rame-rame saya menuju ke pusat kota Panama.Tujuan saya kali ini adalah kawasan Bellavista di persimpangan antara Calle 30 Este dengan Avenida de Mexico.Penamaan jalan dengan nomer seperti di Newyork membuat kita juga lebih mudah menemukan lokasi dan tempat di Ciudad de Panama ini.

“Es que un hotel o restaurante?”, demikian bertanya sang supir . “No, que un mezquita”, jawab saya dengan tenang.Tidak berapa lama setelah melewati stasion metro Cinco de Mayo, taksi mulai menyusuri Avenida de Mexico dan kemudia saya pun diturunkan persis dipersimpangan calle 30. “Esta cerrada!”, demikian komentar sang supir ketika melihat semua pintu masjid tertutup dan tidak ada seorang pun di sekitarnya.

140400526965889188
140400526965889188

Namun saya kemudian mengucapkan “Muchas Gracias” lalu menyebrang jalan dan mendekati gedung cantik yang didominasi warna putih ini.Suasana begitu sepi, waktu menunjukan sekitar pukul 14.30 di Panama yang kalau di Jakarta persis pukul 2.30 tengah malam.

14040048541446603401
14040048541446603401

Sebuah bangunan cukup besar dengan sebuah kubah besar dan dua buah menara ada di hadapan saya.Jendela-jendelanya yang tinggi nampak indah dan selaras dengan aristektur bangunan masjid ini.Tidak ada nama masjid, yang ada hanya tulisan dalam Bahasa Sepanyol “Fundacion Islamica de Panama” di salah satu dinding depan.Saya sejenak tertegun, kemudian berjalan mengitari masjid ini sambil melhat dan menjenguk ke dalam. Siapa tahu ada orang disana. Yang ada hanyalah pintu yang tertutup rapat.

1404005066960323253
1404005066960323253

Akhirnya saya berjalan menyusuri Avendia de Mexico .Kawasan ini cukup sepi di siang hari itu. Tidak berapa lama saya sudah sampai di Stasiun Metro Lotteria. Namun ternyata stasiun ini belum dioperasikan. Saya pun kemudian memberhentikan sebuah taksi dan kemudian menuju ke restoran “Sabor de la India” di calle 51. Ongkos taksi tidak terlalu mahal hanya Dos Cinquenta alias dua dollar setengah saja.

14040050921164934579
14040050921164934579

Setelah usaha pertama gagal untuk berkunjung ke Masjid di Kota Panama, keesokan hainya, setelah menikmati makan siang di Sabor de la India, saya kemudian berjalan kaki ke stasiun metro “Iglesia de Carmen”, naik merto cukup 2 stasiun dan turun di Ferdinad de Cordoba. Keluar dari stasiun ini saya menyusuri Via Ferdinand de Cordoba yang kebetulan siang itu juga sangat sepi. Banyak terdapat bengkel mobil di kawasan yang bernama Vista Hermosa ini.

1404005115882544884
1404005115882544884

Setelah kira-kira 200 meter berjalan, saya kemudian belok kira di Calle 64 A Oeste dan kemudian belok kanan menyusuri Av 3 A Norte.Di jalan inilah kemudian terlihat sebuah bangunan yang lumayan besar lengkap dengan sebuah menara yang sangat cantik. Inilah Masjid Madinah yang saya cari.

14040051591380768218
14040051591380768218

Kali ini, di beranda masjid, nampak beberapa pria berpakaian Salwar Ghamis ala Pakistan sedang duduk dan bercengkerama. Saya mengucapkan salam yang disambut dengan senyuman ramah.Saya kemudian masuk ke dalam masjid yang cukup luas.Ruang widhunya juga cukup bersih dan nyaman, namun di dalam masjid hanya ada seorang yang sedang sholat.

1404005184525594818
1404005184525594818

Hamparan karpet sajadah berwarna coklat biru dan hijau membentang dengan damai. Di depan, sebuah mihrab dan mimbar yang relatif minim hiasan dan sederhana membuat masjid ini terkesan cukup luas. Di langit-langitnya beberapa kipas angin tampak dengan setia terus berputar sementara di dinding juga terlihat beberapa AC besar dan jam yang menunjukan waktu-waktu shalat.

1404005218679806795
1404005218679806795

Di dekat pintu keluar ada sebuah kota sodaqah yang bertuliskan Lillah Para Madreso dan sebuah kertas hijau di atasnya bertuliskan “Asociation Religiosa Sunni Musulmana”.

Setelah itu, saya pun bergabung dengan para pria itu. Kebanyakan mereka hanya bisa berbahasa Urdu dan Spanyol.Dijelaskan bahwa di seluruh Panama hanya ada sekitar 20 ribu pemeluk Islam dan yang terbanyak adalah di Colon , sebuah kota yang ada di mulut Terusan Panama di dekat Samudra Atlantik.Ketika saya bercerita bahwa kemaren sempat mampir ke Majid Jumah dan ternyata tutup, merke berkata bahwa masjid di Kota Panama ini memang hanya dibuka sewaktu shoat saja.

“Masjid yang ada di Vista Hermosa ini dibangun pada tahun 1996 an sedangkan yang ada di Bellavista sudah cukup tua karena dibangun di sekitar tahun 1970 an.”. demikan ujar salah seorang dari mereka.

Setelah bercakap-cakap sekitar 10 menit, mereka pun kemudian menutup masjid dan bersiap-siap kembali ke rumah masing-masing. Dan saya pun kemudian diantarkan oleh Suhaeb, yang berasal dari India, dengan menggunakan mobilnya menuju ke estacion Ferdinand de Cordoba.

Sebuah pengalaman yang tidak terlupakan mampir ke sebuah masjid yang indah di Vista Hermosa dan Bellavista yang kebetulan keduanya memiliki arti Pemandangan yang Indah .

Ciudad de Panama, Junio de 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun