Washington DC, ibukota negri Paman Sam dimana Om Obama berkantor dan bertempat tinggal memang tidak seramai dan segegapgempita seperti kota New York.Kota ini bahkan terasa agak sepi bila di akhir pekan pada saat frekuensi angkutanumum seperti metro dan metrobus dengan signifikan dikurangi. Dampaknya, penumpang sering kali menunggu cukup lama baik untuk naik metro ataupun bus.
Salah satu kawasan yang dipandang cukup elite di DC adalah Massachusetts Avenue. Disini lah terdapat Embassy Row alias deretan lebih dari 200 gedung kedutaan dari seantero dunia. Tentunya tidak ketinggalam Kedutaan Indonesia yang berada di no 2020 salah satu jalan paling terkenal dan bergengsi di ibukota negri adidaya ini.Bahkan , menurut cerita, gedung yang dibangun pada awal abad ke 20 ini, dibeli oleh pemerintah Indonesia pada 1951 dan kemudian sejak saat itu digunakan sebagai kedutaan Indonesia.
Setelah sempat menikmati santapan laksa vegetarian ala Malaysia di sekitar M Street, saya kemudian menyusuri jalan yang dipenuhi restoran dan toko-toko kecil ini sampai ke persimpangan 18th Street.Dengan bus rute N4 yang menuju ke Friendship Height via Massachesste Avenue inilah saya memulai salah satu blusukan di kota Washington ini. Asyiknya, supir busnya seorang wanita berumur 40 tahunan yang terlihat sedikit galak. Maklum saya adalah satu-satunya penumpang di dalam busnya di minggu siang itu.
Bus melaju dengan mulus menyusuri Massachuste Avenue. Suara sintesis yang merdu dan juga display elektronikmemberitahukan saya setiap nama halte yang akan dilewati. Umumnya berupa persimpangan antara Massachusset Avenue dan jalan-jalan kecil yang ada di sepanjang jalan raya yang membentang beberapa kilometer dari arah tenggara ke barat laut.
Du Pont Circle, Florida Avenue, Sheridan Circle pun dengan lancar dilewati, sementara pemandangan di kiri kanan jalan merupakan rumah-rumah besar yang disebut mansion dan sekarang digunakan oleh kedutaan negara-negara sahabat.Selain itu, ada pula patung Mahatma Gandhi yang terletak di persimpangan 21st Street tidak jauh dari Kedutaan Indonesia.Saya kemudian turun di halte dekat persimpangan Belmont Street dan berhenti tepat di depan sebuah bangunan dengan menara tunggal yang terlihat langsing dan indah. Sekilas dominasi arsitektur khas Turki pada ornamen gedung yang tidak memiliki kubah ini.
Tempat ini bernama The Islamic Centre of Washington DC dan merupakan masjid sekaligus pusat kegiatan ummat Islam di ibukota Amerika Serikat.Di dekat pintu masuknya banyak tertera pengumuman tentang kegiatan pengajian dan juga pelajaran Bahasa Arab.Tempat wudhu ada di bagian bawah dan ruang dalam masjid terlihat cukup luas dengan bentangan karpet warna merah muda yang memberikan rasa damai sekaligus memancarkan semangat keberagaman.
Masjid ini ternyata dibangun dengan sumbangan dari banyak negara sehingga merupakan masjid internasional.Keramik yang menempel di dindingnya didatangkan dari Turki dan merupakan keramik Iznik yang terkenal dengan keindahannya yang menghiasi Masjid Biru Sultan Ahmed di Istanbul.Sedangkan lampu kristal dan juga hiasan kaligrafi yang ada merupakan sumbangan dari pemerintah Mesir. Dan hamparan karpet merah jambu nya berasal dari Persia.
“These tiles were donated by Turkish Government in 1969” ,demikian sumbangan keramik itu diabadikan dengan tulisan yang indah di salah satu bagian dinding masjid sedangkan informasi tentang tata cara berzikir setelah shalat fardhu juga terpampang besar dalam bahasa Arab lengkap dengan terjemahannya dalam bahasa Inggris. Pendeknya di masjid ini, selain beribadah, kita juga dapat belajar dan mengenal berbagai perspektif budaya negeri-negri Islam dari segala pelosok dunia.
Namun, yang paling mengesankan dari masjid ini adalah deretan bendera yang menghiasi halamannya yang cukup luas.Puluhan bendera dari negara-negara “Islam” atau banyak berpenduduk Islam berbaris rapih.Sekilas gedung ini bagaikan gedung PBB ataupun markas besar OKI.Dan tentu saja tidak lupa saya mencari sang saka merah putih yang terletak persis di sebelah bendera Brunei Darussalam.
Kalau anda berkunjung ke Washington, sediakan waktu untuk mampir ke Massachusetts Avenue dan sekedar bertandang ke masjid yang memiliki paling banyak bendera di dunia ini.
Salam Jalan-jalan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H