Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Yi Guo Liang Zhi, Revolusi Payung, dan Demo Tontonan Turis

6 November 2014   14:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:29 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hongkong, Kawasan mantan wilayah kolonial Inggris yang dikembalikan ke pangkuan Repubik Rakyat Tiongkok pada Juli 1997, sejak dua bulan terakhir ini muai bergolak dengan adanya gerakan demonstrasi yang menamakan dirinya sebagai “Revolusi Payung”.Gerakan yang diimpin oleh anak-anak muda ini ingin lebih banyak kebebasan politik untuk Hongkong SAR .

1415232704116565071
1415232704116565071

“One Country Two Systems” atau “Yi Guo Liang Zhi” adalah ide cemerlang pemimpin Cina Deng Xiai Ping yang kemudian menjadi inspirasi penyatuan kembali Hongkong dan Macau serta juga mungkin Taiwan di masa depan.Hanya ada satu Cina, namun bagi Hongkong dapat mempertahankan sistem ekonominya yang kapitalis, demikianlah kira-kira keinginan Deng di era tahun 1980 an lalu.Demikian lah ide Satu negara dua sistem yang dalam Bahasa Kanton diucapkan sebagai “Yat Gwok Leung Zhai” ini berjalan cukup mulus selama hampir 17 tahun di Hongkong.

1415232931934529138
1415232931934529138

Namun, yang kemudian terjadi adalah, Cina yang sistem ekonominya secara perlahan namun pasti menuju sistem kapitalis namun secara politis masih dikuasai oleh sistem satu partai yaitu partai komunis.Sedangkan Hongkong dipimpin oleh seorang Ketua yang disebut sebagai CEO dan ditunjuk secara langsung oleh Beijing.Kebebasan politik dan hak rakyat Hongkong untuk memilih sendiri pemimpin mereka memang belum diberikan.Dan inilah yang sekarang dituntut oleh demonstrasi yang melanda pusat bisnis di Hongkong SAR, dari Central, Admiralty, sampai ke kawasan belanja di Mongkok.

1415232992711750109
1415232992711750109

Malam kemaren, dengan naik kereta bawah tanah yang disebut MTR, saya menuju kawasan Mongkok. Selesai sekadar melihat-lihat di Langham Place, saya kemudian mencari angin dan berjalan-jalan di sekitar stasiun MTR Mongkok. Tepatnya di Nathan Road, yang merupakan kawasan belanja paling kondang yang terbentang panjang dari Tsim Sha Tsui sampai ke utara di Mongkok.

1415233093875826122
1415233093875826122

Namun, bukanlah deretan bus tingkat dan calon penumpang yang biasanya antri dengan tertib di halte bus yang dapat disaksikan. Jalan yang namanya dipinjam dari nama mantan Gubernur Jendral Hongkong di awal abad ke 20 ini kali ini tertutup untuk lalu lintas.Banyak polisi berseragam baju biru muda yang terlihat sigap waspada, dan di tengah jalan dipenuhi oleh tenda-tenda mungil yang biasanya digunakan untuk berkemah.

1415233428310987598
1415233428310987598

Di bagian lain, ada kerumunan massa yang sedang asyik mendengarkan seseorang yang tengah berorasi.Sekali-kali , orang yang berpidato berteriak sambil mengepalkan tangan ke udara dan disambut dengan teriakan yang sama dari pendengarnya.Namun yang lebih mengesankan, adalah banyaknya wisatawan manca negara yang juga ikut meramaikan suasana dengan berfoto-foto di tengah jalan dengan latar belakang tenda dan kemah mungil beraneka warna tadi.

“Umbrella Revolution”, demian sebuah poster berwarna kuning tertempel di trotoar. Pada poster ini juga tertulis kata-kata ‘We Love HK” dengan love berbentuk hati merah.Di atas dan bawahnya tertulis dengan warna pink “ The World Support your Umbrella Revolution for Real Democracy”.

1415233591968875625
1415233591968875625

Sementara itu, ada lagi sebuah poster yang terulis dalam aksara kanji dan Bahasa Inggris yang menyerukan untuk membebaskan Hongkong dari kekuasaan Cina.Pada poster tersebut mereka memprotes bahwa di bawa Cina tidak ada Demokrasi yang asli.Dan juga sebuah slogan yang cukup akrab bagi telinga pendukung Prabowo yatu “Kalau Bukan Sekarang Kapan Lagi” alias “It’s Now or Never”.Dan yang lebih mantap lagi adalah sebutan Hongkongers untuk penduduk Hongkong .

1415233721723797120
1415233721723797120

Suasana di malam yang sejuk di pusat niaga Mongkok di Semenanjung Kowloon yang berarti Sembilan Naga itu memang terasa panas dengan aksi para demonstran.Namun yang membuat kita kagum adalah para pedagang dan toko yang tetap buka seperti biasa dan juga para pembeli dan wisatawan yang tetap saja asyik berbelanja sambil menonton satu lagi atraksi wisata di Hongkong, yaitu demo payung.Demo payung ini memang terbukti dengan banyaknya spanduk bergambarpayung kuning dengan latar belakang hitam bertuliskan “Keep Calm and Carry On”.

Tsim Sha Tsui, 6 November 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun