Brunei Darussalam, negri yang dalam Bahasa Inggris di terjemahkan dengan nama “Abode of Peace” atau Negri yang Damai ini memang selalu memukau. Setiap kali berkunjung kesana, baik sebentar atau pun lama, Saya selalu merasa pulang kampung saja.
Kunjungan kali ini memang singkat saja, hanya semalam dan karenanya saya tidak menyia-nyiakan sepenggal waktu pagi untuk berkeliling pusat Bandar alias pusat kota Bandar Seri Begawan yang dapat dikelilingi dengan berjalan kaki dalam waktu sekitar satu setengah jam sambil bernostalgia pernah cukup lama tinggal disini di penghujung abad lampau.
Perjalanan dimulai dari Jalan Pemanca dan kemudian menyusuri jalan utama dengan latar belakang Masjid Omar Ali Syaifuddin yang menjadi ikon BSB.Hari masih pagi dan jalan-jalan masih sepi ketika saya terus berjalan menyusuri Jalan Bendahara dan sampai ke Royal Regalia serta Hotel Radisson yang dulun namanya Hotel Sheraton Utama.
Namun kali ini penyusuran saya di BSB secara tidak sengaja terfokus kepada nama bangunan dan toko ataupun restoran yang memiliki papan nama yang ditulis dengan Bahasa Melayu dengan Huruf Jawi sekaligus diterjemahkan juga ke dalam Bahasa Inggris.Sering juga dilengkapi dengan aksara Kanji dan Bahasa Melayu dengan huruf latin.Dan secara tidak sengaja saya bisa sekaligus belajar bahasa Cina dengan dialek Hokkian dengan membaca terjemahannya dalam Bahasa Melayu baik dengan huruf Jawi ataupun Latin.
Namun selain itu, kita juga bisa belajar Bahasa Melayu yang memang cukup unik kalau kita kita hanya terbiasa dengan nama aslinya yang berbahasa Inggris. Misalnya nama sebuah Kedai Kecantikan atau Salon yang bernama Salun Dandan Rambut dan Kecantikan Genit yang dalam Bahasa Inggris disebut Cutey Hairdressing & Beauty Salon ini.Selain itu ada juga Khidmat dan Rumah Rihat Ki Eiht Sun sebagai terjemahan KH Soon Services and Rest House.
Pelajaran pertama saya adalah sebuah bangunan pusat perbelanjaan yang bernama “Teck Guan Plaza”.Namanya hanya ditulis dengan Huruf Jawi yang saya baca perlahan-lahan dengan Plaza Sumber Mulia”.Kalau kita tidak bisa membaca huruf Jawi maka kita tidak akan tahu bahwa terjemahan Teck Guan Plaza adalah Plaza Sumber Mulia. Pelajaran nomer satu Teck Guan artinya Sumber Mulia.
Perjalanan dilanjutkan dengan membaca lebih banyak lagi nama bangunan, toko, ataupun restauran. Di antaranya sebuah warung atau toko bernama Kedai Sumber Kemahuan atau Chop Chee Guan.Dapat kita simpulkan bahwa Guan berarti Sumber sedangkan Teck di atas berarti Mulia. Sedangkan Chee bisa berti Kemauan.
Tidak jauh dari toko ini ada lagi Kedai Sumber Gembira yang ada terjemahan dalam Aksara Kanji dan Inggris dengan nama Chin Guan Store.Pelajaran dari toko ini adalah Chin yang artinya Gembira.Dan selain kedai atau toko ada juga Restauran yang di pintu depannya hanya bertulisakan huruf jawi Ristoran Keluarga Bahagia Raya dan diterjemahkan dengan Bahasa Inggris Tai Kah Hock Restaurant.Bolehlah disimpulkan bahwa Tai artinya Besar yang diterjemahkan sebagai Raya, sedangkan Kah bisa berarti Bahagia sedangkan Hock artinya Keluarga?
Sudah cukup beberapa kata dalam Bahasa Hokkian?Ternyata sambil berjalan saya masih menemukan sebuah Toko Cat bernama Kekal Makmur yang diterjemahkan menjadi Eng Joo dan juga sebuah Warung Kopi bernama Kedai Kopi Pulau Kahyangan yang diterjemahkan sebagai Chop Jing Chew.Disini saya hanya bisa menerka-nerka makna dari setiap kata itu. Barangkali pembaca ada yang bisa membantu?
Pelajaran ini menjadi lebih manis karena sebelum kembali ke Hotel yang letaknya tidaj jauh dari Tamu Kianggeh saya sempat melihat sebuah kelenteng Cina dengan warna merahnya yang khas.
Siapa bilang ke Brunei kita hanya melihat masjid dan huruf Jawi? Di Brunei kita juga bisa melihat aksara kanji dan belajar Bahasa Cina?
BSB, Januari 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H