“You again, same face same seat”, demikian komentar pramugara berambut plontos berkulit putih yang menyambut saya di kabin pesawat B767-300ER Air Nuguini yang akan membawa saya dari Port Moresby menuju ke Singapura.
Sekilas saya sapu pandangan ke sekeliling kabin. Ternyata satu set kru yang sama akan melayani saya seperti pada penerbangan menuju ke Port Moresby beberapa hari yang lalu.Pramugara yang berkulit hitam manis dengan senyum yang selalu menampakaan barisan gigi yang putih dan pramugari berambutikal dengan celemek bermotifkan burung surga dengan warna-warni yang ceriah. Bahkan pengumuman dari kokpit pun menyebutkan nama kapten dan penyelia kabin yang sama.
Perjalanan saya sejenak ke Port Moresby memang sudah berakhir. Berawal di pesawat ini dan berakhir di pesawat ini.Ketika pesawat baru saja lepas landas, segera diputar film yang masih menggunakan layar lebar.Saya ambil majalah duty free yang menjual berbagai cendramata. Selain kopi papua ada juga berbagai jenis model pesawat terbang serta barang-barang sovenir dari perak dan emas.
Saya sempat membeli sebuah model pesawat Dash 8-400 yang masih menggunakan mesin turboprop alias dilengkapi baling-baling. Harganya 21 USD yang boleh dibayar menggunakan kombinasi uang Dollar dan Kina.Kina adalah mata uang lokal yang nilai tukarnya sekitar 2.45 Kina per US Dollar.
Kebanyakan uang kertas Kina menggunakan plastik sehingga mirip dengan uang Singapura. Di samping beberapa lembar uang Kina , saya juga masih menyimpan beberapa keping uang logam baik dengan dominasi satu Kina yang berlubang di tengah maupun yang 50 dan 20 Toya. 1 Kina nilainya sama dengan 100 Toya.
Pesawat mulai terbang dengan ketiggian jelajah 36 ribu kaki dan menuju ke barat laut. Udara cerah sehingga sebagian penumpang mulai tertidur setelah makan siang yang lumayan lezat dihidangkan. Bosan nonton film, saya mengambil “The National”, surat kabar terbitan Port Moresby yang berbahasa Inggris.
Lembar-demi lembar The National saya baca perlahan-lahan. Dari berita tikus yang bisa mematikan sistem perbankan karena banyaknya kabel yang dimakan sampai berita tentang kebiasaan menyiri buai, yaitu sejenis pinang versi Papua yang bisa membuat gigi menjadi rusak ada di koran ini.
Namun yang paling menarik perhatian saya adalah beberapa halaman di tengah yang isinyaberupa pengumuman dari PNG Power Ltd alias PLN nya negri Papua New Guinea.Judulnya cukup bombastis yaitu “Customers with Outstanding Bills” alias pelanggan yang menunggak tagihan.Dan setelah saya baca ternyata nama-nama yang ada dalam daftar ini selain perseorangan juga terdapat nama kantor, dan instansi serta perusahaan lengkap nomer induk pelanggan masing-masing.
Kalau anda ingin terkenal dan masuk koran, silahkan menunggak rekening listrik!. Siapa tahu nama ada akan muncul di harian The National.
Port Moresby-Singapura :Medio January 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H