Isi gelas itu adalah ramuan setengah sendok teh, setara dengan dua lembar daun mentah, tepung purik, kratom mitragyna speciosa. Yaitu daun dari tumbuhan endemik Asia Tenggara. Termasuk Kalimantan, Indonesia.Â
Permintaan daun itu telah menjadi sebab terjadinya revolusi pertanian dan kehutanan yang tak direncana. Pun tanpa campur tangan pihak pemerintahan yang berkuasa. Purik telah menjadi penopang ekonomi warga. Khususnya Kapuas Hulu, Kalimantan Barat dan sekitarnya.
Itu terjadi sejak satu dasawarsa terakhir. Yang tataniaga bisnisnya melibatkan banyak kelas eksportir. Dari kelas mahasiswa yang mengirim sepaket dua, sampai yang mampu menyewa kontainer. Tujuan utamanya dua benua besar. Tempat berasalnya euro dan dolar. Eropa dan Amerika.
Namun kini statusnya tergilas fatwa badan narkotika. Mereka mengatakan olahan daun itu termasuk candu. Walaupun belum ada laporan korban yang celaka semata-mata murni karenanya. Kalaupun ada, melainkan karena zat ikutan. Di antaranya alkohol oplosan.
Masyarakat yang mendeklarasikan diri sebagai petani menjadi gamang. Maju terjengkang. Mundur terlentang. Ada yang menangis karena kebun karetnya telah terlanjur ditebang. Sementara harapan melayang setinggi awang-awang.
Kembali ke isi gelas. Warnanya yang kekuningan bukan karena ramuan itu juga dicampur dengan sesendok madu. Tapi karena memang asal powdernya berwarna hijau. Dan itu soal pilihan warna, rasa, dan khasiatnya. Sebab ada dua tiga pilihan lainnya. Tentu karena cara pengolahan yang berbeda.
Ada yang lebih dahulu difermentasi barang satu dua hari. Cara ini sungguh tidak merepotkan. Karena daun yang baru dipetik cukup dibiarkan di karung plastik. Setelah berwarna coklat, daun itu dituang dan dikeringkan.Â
Sampai kadar air minimal. Daun itu digiling setelah lebih dulu diremah. Tepungnya akan berwarna cokelat, sedikit agak merah. Biar keren namanya Red Kratom.
Yang saya konsumsi pengolahannya tidak langsung disinari matahari. Pengeringannya hanya di gudang selama minimal dua hari. Kalaupun pengeringannya harus dituntaskan dengan surya, paling hanya dua jam saja. Hasilnya, tepung berwarna hijau muda. Layaknya green tea. Green Kratom dong namanya.
Kata orang warna menentukan rasa. Juga khasiatnya. Pendapat saya pribadi tentu boleh berbeda. Korelasi antara warna, rasa dan khasiatnya hanya sugesti belaka.Â
Sebab, menyeruput ramuan setengah sendok teh purik yang diseduh dan dicampur madu, badan seakan merasa ada sesuatu, gitu! Gambarannya seperti meneguk kopi ketika rasa kantuk tak berkompromi. Benarlah kata mereka yang meneliti: mengkonsumsi sedikit sesuai takaran, akan menjadi stimulan. Menambah kegairahan.