Mohon tunggu...
taufik sentana
taufik sentana Mohon Tunggu... Guru - Personal Development

Pendidikan, sosial budaya dan Kreativitas

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Secangkir Kopi dan Perjalanan Tubuh

19 September 2024   08:52 Diperbarui: 19 September 2024   08:56 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam di secangkir kopi
Hujan lebat di seberang jalan
Di sepanjang trotoar
Sepi menjalar.

Di seberang lautan
Mata mata yang terbakar
Oleh mitos kejayaan.
Kembali dalam semadi
Dari kisah di secangkir kopi
Hedonisme abad semu
Dalam platform
Yang bermetaforma
Dari hirarki kapitasi.
Untuk mereguk semua
Menjadi tautan memori
Yang pendek.
Kisah perjalanan tubuh
Dan secangkir kopi,
Semua telah diaduk.
Kita meneguknya
Senyap senyap
Atau ramai ramai
Dengan sadar
Atau sekadar latah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Kota yang Gagap

Baca juga: Distorsi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun