Pendahuluan
Filsafat Pendidikan Pancasila adalah upaya integrasi nilai-nilai dasar Pancasila ke dalam sistem pendidikan untuk menciptakan individu yang berkarakter, cerdas secara akademis, serta memiliki kesadaran sosial dan etika yang tinggi. Sebagai pedoman moral bangsa, Pancasila tidak hanya menjadi dasar negara, tetapi juga panduan dalam membangun karakter generasi muda. Pendidikan berbasis Pancasila bertujuan menanamkan nilai-nilai seperti toleransi, keadilan, gotong royong, dan cinta tanah air dalam konteks kehidupan sehari-hari (Azzahra, 2024; Effendi, 2023).
Melalui kajian teoretis dan praktis, filsafat ini menjadi solusi strategis untuk menghadapi tantangan globalisasi, seperti pengaruh budaya asing dan perubahan nilai moral. Pendidikan Pancasila juga menawarkan metode pembelajaran yang inovatif, relevan, dan kontekstual, yang mendukung pembentukan karakter bangsa di tengah dinamika sosial yang kompleks (Alfiah & Akhwani, 2023).
Kajian Teoretis: Filsafat Pendidikan Pancasila
A. Nilai-Nilai Dasar Pancasila dalam Pendidikan
Pancasila mencakup lima sila yang menjadi landasan moral, sosial, dan politik bangsa Indonesia. Dalam pendidikan, nilai-nilai ini diimplementasikan sebagai berikut:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa: Mendorong pendidikan berbasis spiritual untuk membangun karakter yang beretika.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: Mengajarkan penghormatan terhadap martabat manusia, empati, dan keadilan.
3. Persatuan Indonesia: Menanamkan rasa cinta tanah air dan harmoni sosial di tengah keberagaman.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan: Membangun kemampuan berpikir kritis dan partisipasi dalam proses demokrasi.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia: Mengintegrasikan nilai keadilan dan kesetaraan dalam setiap aspek pendidikanÂ
(Effendi, 2023).
Nilai-nilai ini membentuk inti dari pendidikan karakter berbasis Pancasila, yang bertujuan menghasilkan individu dengan integritas moral dan tanggung jawab sosial yang kuat (Habibah, 2024).
B. Filsafat Pendidikan dan Pembentukan Karakter Bangsa
Sebagai filsafat pendidikan, Pancasila menawarkan pendekatan holistik yang menggabungkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pendidikan tidak hanya bertujuan mencetak individu yang cerdas, tetapi juga membentuk manusia yang peduli terhadap masyarakat dan lingkungan. Dalam konteks ini:
- Ontologi Pendidikan Pancasila: Manusia dipandang sebagai makhluk spiritual, sosial, dan berbudaya.
- Epistemologi Pendidikan Pancasila: Pengetahuan dibangun melalui interaksi sosial, pengalaman langsung, dan refleksi.
- Aksiologi Pendidikan Pancasila: Pendidikan bertujuan menanamkan nilai-nilai moral dan sosial yang relevan dengan kehidupan sehari-hari (Azzahra, 2024).
C. Peran Pendidikan Pancasila di Era Globalisasi
Dengan tantangan globalisasi yang membawa pengaruh budaya asing dan perubahan nilai, pendidikan Pancasila berfungsi sebagai benteng untuk mempertahankan identitas nasional. Melalui pendidikan, generasi muda diharapkan mampu menyaring nilai-nilai asing yang bertentangan dengan Pancasila, sekaligus mengadopsi hal positif yang mendukung pembangunan bangsa (Alfiah & Akhwani, 2023).
Kajian Praktis: Implementasi Filsafat Pendidikan Pancasila
A. Penerapan dalam Kurikulum
Dalam praktiknya, filsafat Pendidikan Pancasila diintegrasikan melalui kurikulum formal dan kegiatan pendidikan informal. Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dalam Kurikulum Merdeka adalah salah satu contoh nyata. Melalui proyek ini, siswa diajak untuk memahami nilai-nilai Pancasila secara kontekstual dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, seperti dalam kegiatan gotong royong, pengelolaan lingkungan, dan pengabdian masyarakat (Marpaung, 2023; Kusuma, 2023).