Mohon tunggu...
Taufik Rahayu
Taufik Rahayu Mohon Tunggu... Dosen - Pegiat Sunda

Menulis dalam bahasa Sunda dan Indonesia. Penggiat Sastra dan Budaya, khususnya budaya Sunda.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Catatan Skripsi

27 Mei 2013   09:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:58 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Perjuangan dipertaruhkan dengan menjaga ritme semangat. Sedikit saja tergelincir, tujuan/cita-cita yang hendak kita raihpun bisa berlalu begitu saja. Dalam proses perjuangan lazim kita bertemu dengan hambatan-hambatan yang bisa mengacaukan rencana kita. Beberapa faktor yang merintangi kita bisa bermacam-macam, baik internal (dalam diri kita; seperti malas, tidak semangat, sering menunda-nunda, dan lain-lain) maupun eksternal (dari orang lain atau lingkungan; gangguan mendesak atau hal-hal lainnya).


Ketika seseorang yang sedang menempuh pendidikan S1 di satu Universitas, akhir perjuangannya adalah pada satu titik klasik; skripsi. Yap, sang skripsi ini sebenarnya sangat mudah untuk dilalui, karna kita diberi 2 orang mentor hebat (pembingbing 1 dan 2) yang siap membantu dan mengarahkan kita untuk mencapai tujuanna itu. Dan setelah selesai, gelar Sarjanapun telah berbaris rapih dibelakang nama kita.


Tapi paradoksnya dari Sang Skripsi itu, justru banyak mahasiswa-mahasiswa yang kesulitan untuk menaklukannya. Dilihat dari kenyataan banyak mahasiswa-mahasiswa yang molor studinya sampai bertahun-tahun lamanya. Alih-alih mendapat gelar sarjana, tapi gelar  'mahasiswa abadi' yang kerap disandangkan pada paramahasiswa tersebut. Tak heran pula, dalam proses skripsi banyak isu-isu dan hal negatif yang berkembang, seperti munculnya ghost writer yang sengaja membantu (atau membuatkan seutuhnya) skripsi. Atau mahasiswa yang terpaksa diluluskan oleh para-penguji walaupun skripsinya tidak sesuai standar dan prosedur (kalau kita berkunjung ke perpustakaan skripsi, mungkin kita bisa menemukan skripsi-skripsi yang tersebut ini).


Itu hanya sebagian kecil dari proses dan problematika skripsi. Proses final yang harus dilalui oleh seorang mahasiswa. Skripsi adalah kontemplasi dari proses belajar kita selama 6 semester yang dituangkan dalam bentuk penelitian yang sesuai prosedur kaum akademisi. Skripsi yang kita tulis menggambarkan pemikiran dan ilmu yang telah kita dapatkan selama 8 semester di universitas formal.


Ahir kata yang perlu kita lakukan ketika sampai pada titik skripsi adalah mengunci skripsi tersebut, bersegera menyelesaikannya sesuai target yang telah kita tentukan. Karna bila sampai molor, bersiap-siaplah dengan 'hantu malas', 'hantu tidak semangat' yang semuanya datang dari internal diri kita, dan yang paling penting, bersiap mendapat cap mahasiswa abadi. ***


Lodaya 19 - Bandung, 7 Mei 2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun