Mohon tunggu...
Taufik Putra
Taufik Putra Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Artikel Ilmiah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Permeable Asphalt Solusi Inovatif Pengelolaan Air Hujan dan Pencegahan Banjir

18 November 2024   10:14 Diperbarui: 18 November 2024   10:43 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peningkatan jumlah pembangunan di daerah perkotaan telah menyebabkan masalah limpasan air hujan yang semakin serius. Salah satu solusi yang semakin banyak digunakan untuk mengatasi genangan air dan mengurangi risiko banjir adalah penerapan permeable asphalt. Aspal ini berfungsi dengan membiarkan air hujan meresap ke dalam tanah melalui permukaannya, sehingga membantu pengelolaan air hujan secara lebih alami dan efisien. Permeable asphalt telah terbukti efektif dalam pengelolaan limpasan air, terutama di wilayah yang mengalami curah hujan tinggi.

Permeable asphalt adalah jenis material perkerasan yang dirancang untuk memungkinkan air hujan meresap melalui pori-pori permukaannya, berbeda dengan aspal konvensional yang kedap air. Tujuan utama dari penggunaan permeable asphalt adalah untuk mengurangi genangan air hujan yang biasanya menyebabkan kerusakan aspal, erosi tanah, dan peningkatan beban pada sistem drainase. Penggunaan permeable asphalt membantu air hujan meresap langsung ke dalam lapisan tanah atau sistem drainase bawah permukaan, yang secara signifikan mengurangi tekanan pada infrastruktur pengelolaan air di perkotaan. Oleh karena itu, permeable asphalt adalah bagian penting dari infrastruktur hijau yang mendukung pembangunan berkelanjutan.

Salah satu manfaat utama dari aspal berpori adalah kemampuannya untuk mengelola air hujan langsung di sumbernya. Menurut Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA), perkerasan berpori dapat mengurangi limpasan permukaan hingga 70-80% dibandingkan dengan aspal konvensional, sehingga mengurangi risiko banjir perkotaan (EPA, 2021). Dengan memungkinkan air meresap melalui permukaan, aspal berpori mengurangi tekanan pada sistem drainase perkotaan, terutama selama hujan deras. Selain itu, infiltrasi air hujan melalui aspal berpori membantu mengisi kembali cadangan air tanah. Di area perkotaan, air tanah sering kali terkuras akibat permukaan yang tidak tembus air, yang mengalihkan air hujan ke sistem drainase alih-alih membiarkannya meresap ke dalam tanah. Pengisian ulang ini membantu mempertahankan akuifer lokal, yang berkontribusi pada keberlanjutan air, terutama di daerah yang rentan terhadap kekurangan air.

Keuntungan lain dari aspal berpori adalah potensinya untuk mengurangi efek panas perkotaan. Aspal konvensional menyerap dan menahan panas, yang berkontribusi pada peningkatan suhu di perkotaan. Namun, aspal berpori memiliki suhu permukaan yang lebih rendah karena ruang udara yang lebih besar, yang memungkinkan pelepasan panas yang lebih baik. Efek ini dapat mengurangi kebutuhan energi untuk pendinginan di kota-kota dan memperbaiki kondisi iklim perkotaan secara keseluruhan (Hansen et al., 2020). Selain membantu mengatur suhu, aspal berpori juga berperan dalam pengendalian polusi. Saat air melewati lapisan-lapisan aspal berpori, air tersebut disaring, menahan polutan seperti minyak, logam berat, dan sedimen. Penelitian menunjukkan bahwa perkerasan berpori dapat menghilangkan hingga 90% partikel tersuspensi dan 60-80% logam berat dari limpasan air hujan (Brown et al., 2019). Proses penyaringan alami ini meningkatkan kualitas air yang memasuki lingkungan, yang pada akhirnya meningkatkan kesehatan ekosistem.

Aspal berpori sangat cocok digunakan pada tempat parkir, jalur pejalan kaki, jalan dengan lalu lintas rendah, dan jalan masuk perumahan. Penggunaannya telah terbukti berhasil dalam berbagai proyek pembangunan perkotaan, seperti di High Line di Kota New York, serta di tempat parkir di pusat perbelanjaan, sekolah, dan taman. Aplikasi ini menunjukkan fleksibilitas aspal berpori dalam mengatasi masalah pengelolaan air hujan, sekaligus menyediakan permukaan jalan yang fungsional.

Meskipun memiliki banyak manfaat, aspal berpori juga memiliki beberapa keterbatasan. Salah satu masalah utama adalah penyumbatan, yang terjadi ketika sedimen halus mengisi ruang kosong dan mengurangi permeabilitasnya. Pemeliharaan rutin, seperti penyedotan vakum dan pencucian bertekanan, diperlukan untuk menjaga fungsinya. Tantangan lain adalah biaya; aspal berpori dapat lebih mahal untuk dipasang dibandingkan dengan aspal konvensional karena material khusus dan desain yang diperlukan untuk lapisan pondasi. Selain itu, aspal berpori mungkin tidak cocok untuk area dengan lalu lintas tinggi atau wilayah dengan siklus beku-cair yang sering, yang dapat menyebabkan retakan dan mengurangi umur perkerasan. Penelitian terus dilakukan untuk mengembangkan formulasi yang lebih tahan lama guna mengatasi masalah ini, termasuk penggunaan perekat aspal yang dimodifikasi dan sistem drainase yang lebih baik.

Sebagai kesimpulan, aspal berpori menawarkan solusi berkelanjutan untuk pengelolaan air hujan di perkotaan, dengan memberikan berbagai manfaat lingkungan, termasuk pengurangan limpasan, pengisian ulang air tanah, dan pengendalian polusi. Meskipun ada tantangan terkait biaya dan pemeliharaan, kelebihannya menjadikannya pilihan yang layak untuk aplikasi tertentu, seperti tempat parkir, area perumahan, dan jalur pejalan kaki. Seiring dengan berkembangnya kawasan perkotaan, aspal berpori dapat memainkan peran penting dalam menciptakan kota yang lebih tangguh dan berkelanjutan.

Referensi :

  • Brown, R. A., & Borst, M. (2019). Permeable pavement performance in cold climates: State of the knowledge. Journal of Environmental Engineering
  • Hansen, K., Wang, K., & Bazzi, H. (2020). Permeable pavements and their contribution to urban sustainability. Sustainable Cities and Society
  • U.S. Environmental Protection Agency (EPA). (2021). Stormwater Management Best Practices.
  • Prowell, B. D., et al. (2010). Evaluation of Permeable Pavement

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun