Pada pertengahan Maret 2023, saya dan 2 orang kawan mengunjungi Kuching, Sarawak, Malaysia. Dua orang kawan ini akan menghadiri konferensi di Batam dan Kuching dan aku seorang diri yang full agenda jalan-jalan. Kami berangkat dari Padang menuju Batam dengan Lion Air.Â
Setelah 3 hari di batam, kami menyeberang ke Singapura menggunakan kapal penumpang The Majestic. Dari Singapura kami menaiki Malaysia Airlines menuju Kuching dengan transit di KLIA. Penerbangan ke Kuching memakan waktu hampir 3 jam. Kami tiba di Kuching International Airport tengah malam waktu Malaysia.
Selama 2 hari di Kuching, saya mengunjungi beberapa spot seperti Borneo Cultural Museum dan wisata kota tua serta Kuching Waterfront berikut beberapa mall disana. Salah satu yang menjadi tujuan saya adalah mencari masjid tua bersejarah di Kuching. Setelah bertanya ke google, dapatlah masjid bandaraya Kuching.
Saya memesan grab ke lokasi masjid dari hotel. Setiba di masjid, alangkah kagetnya saya jika masjid itu dicat dengan warna pink (yang sudah agak berlumut). Didepan masjid, terdapat banyak makam tua.
Masjid bandaraya merupakan masjid yang pertama kali didirikan di Kuching yaitu pada tahun 1847. Masjid raya inilah yang pertama kali dibangun di Negeri Sarawak dan telah menjadi lambang Islam di negeri ini. Pembangunan masjid diprakarsai oleh seorang ketua Orang Melayu Sarawak yang termasyhur dan ternama, yaitu Datuk Patinggi Ali dan keluarganya.
Menurut prasasti diatas, pembukaan masjid secara resmi baru dilaksanakan pada tahun 1968 oleh Yang Dipertuan Agong Malaysia saat itu. Masjid ini mampu menampung 4000 orang jamaah. Bagian interior dan mihrab masjid bandaraya Kuching tampak cantik layaknya dekorasi masjid-masjid didunia Islam lainnya.