Mohon tunggu...
Dr.Taufik Hidayat
Dr.Taufik Hidayat Mohon Tunggu... Dosen - dokter forensik

Seorang dokter yang suka jalan-jalan,makan-makan,baca-baca, foto-foto, nonton-nonton dan nulis-nulis

Selanjutnya

Tutup

Book

Rihlah Ibnu Batutah: Catatan Perjalanan Sang Musafir Abad Pertengahan

17 Juni 2023   08:49 Diperbarui: 17 Juni 2023   08:55 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah perjalanan Ibnu Batutah didiktekan sendiri olehnya untuk kemudian ditulis oleh Ibnu Juzay atas perintah Amirul Mukminin negeri Maroko bernama Abu Inan Faris. Terlahir dengan nama Abu Abdullah Muhammad di Tangier pada tahun 1304 M dari kalangan suku Berber, Afrika Utara. Ibnu Batutah muda memulai perjalanannya pada usia 21 tahun sekitar tahun 1325 Masehi dengan tujuan utama menunaikan ibadah haji dan ziarah ke makam Rasulullah, dinegeri Hijaz, Jazirah Arab.

Sepanjang perjalanan, Ibnu Batutah kadang sendirian dan paling sering ikut rombongan kafilah. Dia menyinggahi desa-desa dan kota-kota Islam maupun kafir selama perjalanan. Di negeri-negeri yang dia singgahi, Ibnu Batutah menemui pemimpin atau sultan-nya negeri tersebut dan seringkali dia mendapatkan hadiah berupa makanan, uang, kuda, budak bahkan wanita untuk diperistri dari sultan. Ibnu Batutah tinggal dinegeri-negeri tersebut dalam kurun waktu hari, minggu bahkan bulan.

Aku tak hafal nama-nama negeri yang disinggahi Ibnu Batutah saking banyak-nya. Kalau kita membayangkan peta negara-negara modern, maka kita akan mendapati kota Tangier berada diujung negeri Maroko dan karena perjalanan Ibnu Batutah menuju wilayah timur, maka negara-negara seperti Maroko, Aljazair, Tunisia, Libya, Mesir, Jordania, Arab Saudi, Palestina, Syria, Lebanon, Turki, Irak, Iran, Yaman, Oman, Bahrain, Kuwait, Uni Emirate Arab, Qatar, Uzbekistan, Afghanistan, Pakistan, India, Maladewa, Srilanka, Bangladesh, Indonesia dan China adalah negara-negara modern yang pernah kota-kotanya disinggahi oleh Ibnu Batutah. Sebagian dari negeri-negeri yang dijambangi Ibnu Batutah sudah berubah nama dan sebagian lagi masih lestari sampai saat ini.

Aku membayangkan eksotisme negeri-negeri Islam abad pertengahan (abad ke-14 m) tersebut. Pastilah kota-kota seperti Kairo, Alexandria, Damaskus, Jerusalem, Baghdad, Mosul, Aleppo, Basra, Najaf, Tabriz, Antalya, Mekah, Medinah, Bukhara, Samarkand, Delhi dan lain-lain itu sangatlah maju, bertabur sultan-sultan dengan istana dan masjid-nya yang indah-indah. Selama perjalanan tersebut, Ibnu Batutah juga melawat ke tempat-tempat yang dianggap sakral, seperti makam para nabi, orang-orang suci dan masjid-masjid. 

Sebagai musafir, Ibnu Batutah tergolong musafir yang beruntung karena tak jarang dia menerima pekerjaan dinegeri yang disinggahinya seperti menjadi kadi bahkan menjadi duta besar Sultan Delhi untuk negeri China. Dibeberapa negeri, Ibnu Batutah menikah, walaupun kemudian dia melanjutkan perjalanan dan meninggalkan anak istrinya. Di daerah India, Ibnu Batutah mulai merasakan perbedaan karena ada percampuran penduduk suatu negeri antara Islam dengan Hindu, walaupun terkadang diperlakukan tidak mengenakkan dinegeri non-muslim, namun Ibnu Batutah tetap mampu memainkan perannya sebagai musafir dengan baik.

Didalam buku ini juga menjelaskan praktek perbudakan yang masih lazim dizaman itu. Budak-budak tidak hanya kalangan kulit hitam dari negroland, tapi juga budak-budak kulit putih seperti orang Yunani. Dan pada zaman itu, di dunia timur banyak ditemukan rumah-rumah sufi atau Darwis yang rajin menari. Di daerah jalur sutera juga terdapat karavanserai untuk para musafir/pengembara. Adapun kondisi politik negeri-negeri Islam tatkala rihlah Ibnu Batutah adalah relatif stabil. Perang Salib tinggal kenangan pahit dan Kekhanan Mongol sudah menjadi muslim dan dirasa tidak mengancam.

Ibnu Batutah melaksanakan haji pada tahun 1326 Masehi dan kemudian melangkahkan kakinya menyusuri wilayah timur dunia Islam yang luas. Sebelum sampai ke China yang dinilai sebagai negeri kafir, Ibnu Batutah singgah dikepulauan Maladewa, puncak Adam di Srilanka dan Kesultanan Sumatra (Samudera) yang dia namai sebagai kerajaan Jawa di Indonesia. Pada saat menapaki jalan kembali ke Tangir, Ibnu Batutah juga menyusuri negeri-negeri Afrika dan bahkan ikut berperang di tanah Andalusia. Pada perjalanan pulang inilah Ibnu batutah menyaksikan Wabah Hitam melanda dunia Islam dengan banyaknya kematian dinegeri-negeri Islam. Ibnu Batutah meninggal dunia pada tahun 1369 Masehi di Maroko.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun