Mohon tunggu...
Dr.Taufik Hidayat
Dr.Taufik Hidayat Mohon Tunggu... Dosen - dokter forensik

Seorang dokter yang suka jalan-jalan,makan-makan,baca-baca, foto-foto, nonton-nonton dan nulis-nulis

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Kopi Kawa Daun

9 September 2011   06:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:07 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Kopi Kawa Daun adalah minuman tradisional Tanah Datar yang sempat saya cecap sewaktu melewati Tabek Patah. Menilik kepada namanya, jelas sudah bahwa yang menjadi bahan racikan utama minuman ini adalah daun kopi (kawa, sebutan untuk kopi dalam bahasa Minang Darek). Penyajian minuman ini sangat unik, yaitu dengan menggunakan tempurung kelapa yang sudah licin digilas ampelas serta ditambahkan sejumput gula sebagai penambah cita rasa. Rasa minuman kawa daun inipun tak biasa dengan lidah anak muda jaman sekarang yang keseringan digoyang nikmatnya kopi kapucino. Paduan aroma daun kopi kering ditambah sedikit kafein membuat minuman ini mirip teh (dalam era sekarang, semua dedaunan kering yang dijadikan sumber citarasa minuman lebih dikenal dengan sebutan teh, walau daun tersebut berasal dari rumput sekalipun). Kisah pedih kolonialisme kumpeni Belanda melalui Cultuurtstelsel tanaman kopi kepada penduduk Sumatera westkust menjadi latar belakang ditemukannya minuman kawa daun ini. Karena biji kopi berkualitas harus diserahkan kepada penjajah itu, maka masyarakat terjajah hanya mampu memanfaatkan daun kopi yang dikeringkan sebagai sumber minuman. Walaupun berlatar sejarah yang mengenaskan, namun minuman unik ini telah menjadi bagian dari kultur masyarakat setempat. Nikmatnya kawa daun akan sangat terasa jika dinikmati dengan aneka gorengan. Jika ada yang berkesempatan jalan-jalan ke Payakumbuh via Singkarak dan Batusangkar, maka, warung-warung yang menyajikan kawa daun akan sangat banyak ditemui. Sungguh, Ranah Minang sangat kaya dengan keindahan alam dan budayanya. Mulai dari pinggiran danau Singkarak yang sebiru langit tanpa awan berarak, sampai di puncak Tabek Patah yang melingkupi lembah Merapi dan Sago, semuanya sangat sempurna untuk menikmati Harpitnas, sebelum pesta durian menjadi dinner yang sangat melenakan di Payakumbuh kotanya orang 50 kota. Kawa Daun yang sensasional ini, dipercaya masyarakat sebagai minuman pengembali stamina. (ya iyalah,...ada gulanya sebagai sumber energi dan ada kafein sebagai zat peningkat konsentrasi)....*ilmiah mode on..... Jadi, bagi kawan-kawan pecinta travelling dan wisata kuliner yang murah meriah, silahkan mencoba jalur alternatif diatas untuk mencapai kota Payakumbuh,..dijamin akan lebih memuaskan,karena kita akan keluar masuk perkampungan yang berpadu hijaunya alam eks Netherland indische ini..hahahaah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun