Mohon tunggu...
Taufik Khurohman
Taufik Khurohman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

futsal

Selanjutnya

Tutup

Financial

Naik Turun Nilai Tukar: Dampaknya pada Perekonomian Nasional dan Strategi Mengatasinya

9 Juli 2024   19:51 Diperbarui: 9 Juli 2024   19:56 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Semua masyarakat Indonesia mengatahui bahwa nilai tukar rupiah (Kurs Transaksi) sangat lemah terhadap dolar saat ini. Berdasarkan data di Website Bank Indonesia, nilai tukar Rupiah terhadap USD saat ini mencapai 16.400 rupiah. Volatilitas ini telah berlangsung sejak awal tahun ditengah ketidakpastian kondisi global. Pada penutupan perdagangan kemarin, dolar AS mengalami penguatan yang tajam dan sempat mencapai level Rp 16.400 sebelum akhirnya ditutup melemah 0,80% pada posisi Rp 16.395. Mengutip data Refinitiv, sekitar setengah jam sebelum pasar tutup, dolar AS yang dibuka di level Rp 16.375 sempat diperdagangkan di posisi Rp 16.415, sebelum intervensi Bank Indonesia (BI) berhasil membawa rupiah kembali ke bawah Rp 16.400.

Berikut dampak yang disebabkan oleh naik turunnya nilai tukar terhadap perekonomian nasional :

  • Kesulitan Ekspor, Naiknya nilai tukar dapat membuat barang ekspor menjadi lebih mahal, yang berarti bahwa negara menjadi kurang kompetitif dalam pasar internasional. Ini dapat mengurangi volume ekspor dan mengurangi pendapatan dari ekspor.
  • Harga Impor, Turunnya nilai tukar dapat membuat harga barang impor menjadi lebih murah. Ini dapat membantu konsumen dengan mengurangi biaya hidup, tetapi juga dapat meningkatkan permintaan impor yang dapat mengurangi daya saing industri domestik.
  • Investasi Asing, Naiknya nilai tukar dapat menarik investasi asing karena aset lokal menjadi lebih murah. Namun, turunnya nilai tukar dapat mengurangi daya tarik investasi asing karena aset lokal menjadi lebih mahal.
  • Inflasi,  Naiknya nilai tukar dapat meningkatkan inflasi karena harga impor menjadi lebih mahal. Ini dapat mempengaruhi tingkat permintaan dan menambah tekanan inflasi.
  • Pengeluaran Konsumen, Turunnya nilai tukar dapat meningkatkan daya beli konsumen karena harga impor menjadi lebih murah. Ini dapat meningkatkan permintaan domestik dan mengurangi inflasi.

  • Sedangkan strategi untuk mengatasinya sebagai berikut

  • Mengurangi Impor : Pemerintah Indonesia menerapkan aturan pajak penghasilan (PPh) terhadap barang impor dan mengganti bahan bakar minyak dengan biodiesel (B20) yang menggunakan Crude Palm Oil (CPO) lokal, sehingga mengurangi impor dan menghemat 2-3 miliar USD.
  • Meningkatkan Penggunaan Komponen Dalam Negeri (TKDN): Pemerintah meningkatkan penggunaan TKDN untuk seluruh sektor, yang diharapkan dapat mengurangi impor dan menghemat biaya.
  • Intervensi Pasar Valuta Asing (Valas): Bank Indonesia melakukan intervensi ganda di pasar valuta asing untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah. Ini termasuk melakukan swap valas dengan tingkat harga yang murah untuk memperkuat likuiditas Rupiah.
  • Mendorong Ekspor dan Investasi: Pemerintah meluncurkan One Single Submission (OSS) untuk memudahkan perizinan berusaha dan menggenjot sektor pariwisata untuk menambah cadangan valas dari devisa.
  • Pemberian Insentif dan Stimulus: Pemerintah memberikan insentif kepada UMKM dan korporasi, seperti penundaan angsuran, subsidi bunga, dan penjaminan modal kerja, untuk mendorong aktivitas ekonomi.
  • Menurunkan Suku Bunga: Bank Indonesia menurunkan suku bunga untuk meningkatkan likuiditas keuangan dan mendorong aktivitas dunia usaha.
  • Menggerakkan Konsumsi Dalam Negeri: Pemerintah mengalokasikan anggaran untuk mendorong konsumsi dan kemampuan daya beli masyarakat melalui bantuan langsung tunai dan program lainnya.
  • Menghadapi Kebijakan Ekonomi Global: Bank Indonesia membuat kebijakan untuk menarik kembali modal asing dengan menaikkan suku bunga, menghadapi ketidakpastian ekonomi global yang menyebabkan penguatan nilai tukar dolar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun