Mohon tunggu...
Taufik ILham
Taufik ILham Mohon Tunggu... -

Laki-laki berdarah Jawa,,mengawali proses pemikiran di kota jogja,saat ini terjun ke wilayah yg lebih keras yaitu Jakarta,sambil sok-sok-an jadi aktivis dan menjadi pebisnis kelas recehan yg kekurangan koneksi pemodal,senang mengamati stratak politik tanah air.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

4 Pilar Kompetensi Kaum Intelektualitas (Pelajar)

8 Oktober 2010   21:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:36 620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Untuk mencapai tujuan dan sasaran dakwah sekolah, maka ada 4 pilar kompetensi yang harus dibangun secara massif terhadap medan dakwah sekolah, khususnya para siswa. Agar kemudian, para aktivis dakwah sekolah tidak memahami Islam secara parsial, namun juga komprehensif dalam berbagai bidang kehidupan. Berikut beberapa kompentensi yang harus dimiliki oleh para ADS tersebut:

1. Kompetensi Imani(keimanan/spiritual.
Para pelajar diberikan informasi dan pengajaran tentang dasar-dasar Islam, dibimbing ruhaninya, diarahkan potensinya, diluruskan akhlaknya, baik terhadap Allah SWT, orang tua, guru dan sesama pelajar. Mereka mampu mengaktualisasikan nilai-nilai tauhid dalam kesehariannya. Aqidah yang lurus, akhlak yang baik, ruhani yang bersih, ibadah yang benar, wawasan keislaman yang baik, pandai menjaga waktu dan mengatur urusannya adalah bagian dari kompetensi imani seorang pelajar.

Dalam perkembangan yang lebih jauh, mereka dapat mengimplementasikan nilai-nilai ukhuwah dan mujahadah dalam dakwah sebagai cerminan kualitas keimanan mereka.
2. kompetensi Ilmiy(keilmuan)
Para pelajar dimotivasi, dibimbing, diarahkan dan dilatih agar memiliki kemampuan dan disiplin belajar yang tinggi, kecerdasan intelektual dalam menyerap pelajaran, kecerdasan emosional, wawasan yang luas, minat mencari ilmu yang tiada habis-habisnya. Para pelajar juga mulai diarahkan untuk mengenali potensi akademiknya agar dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi sesuai dengan bakat dan minat yang telah teridentifikasi secara optimal, sehingga potensinya akan tumbuh sumbur karena ditanam pada lahan yang tepat.

3. Kompetensi Fanni-Jasadi(basic skill-soft skill)
Para pelajar harus ditumbuhkembangkan potensi skill dan ketrampilan (fanniyah) secara optimal sesuai dengan minat dan bakatnya. Ketrampilan yang dimaksud meliputi ketrampilan dasar dan ketrampilan operasional. Ketrampilan dasar (basic-life skill) meliputi diantaranya apa yang dinamakan mega skills: confidence, motivation, effort, responsibility, initiative, perseverance, caring, teamwork, common sense, problem solving. Sedangkan ketrampilan operasional seperti: dasar-dasar manajemen dan keorganisasian, kepemimpinan, teknik komunikasi efektif, hingga kemampuan bahasa asing dan komputer. Menumbuhkan sejak dini jiwa entrepreneurship hendaknya juga mendapat perhatian penting. Ketrampilan pilihan sesuai dengan minat dan bakatnya biasanya telah terakomodasi dalam sistem ekstra kurikuler sekolah dimana kita patut mendorongnya seperti: fotografi, pecinta alam, bela diri, karya ilmiah remaja, pramuka, palang merah, dsb.

Selain itu ansyitoh jasadiyah melalui berbagai kegiatan olahraga dan kepanduan patut dibudayakan dan dilaksanakan secara berkala guna mempersiapkan thoqoh jasadiyah sejak dini yang juga merupakan bekalan asasi dalam dakwah dan jihad fi sabilillah.

4. Kompetensi Sya’bi-Siyasi(kepekaan dan Empati)
Sebagai calon pemimpin di masa depan, para pelajar dilatih untuk memiliki kepekaan & jiwa sosial sebagai bekal dasar untuk menggauli masyarakat di sekitarnya. Menolong sesama manusia yang ditimpa kesulitan, bersilaturahmi dengan tetangga, berakhlak yang baik dan menghormati orang tua, senantiasa menjadi pelopor kebaikan dan suri tauladan khususnya bagi remaja lingkungannya akan memupuk simpati masyarakat dan siap mendukung langkah-langkah kebaikannya.

Selain itu, kesadaran dan kepekaan politik dalam batas-batas tertentu patut ditumbuhkan sejak dini untuk mempercepat pematangan fikriyah dan mentalitasnya sebagai pengemban amanah dakwah dan calon pemimpin di masyarakat. Dimulai dari pemahaman tentang problematika umat Islam, baik lokal, regional dan internasional yang menuntut kebutuhan akan gerakan dakwah yang lokal dan internasional. Merasakan berbagai isu dunia Islam sebagai permasalahan bersama dan menuntut peran serta yang lebih aktif. Turut serta merasakan konstelasi pertarungan ideologi dan peradaban secara global dan pengaruhnya dalam konstelasi pergulatan politik nasional.

insya'allah ini adalah materi yang akan saya sampaikan dalam Pelatihan Dasar Kepemimpinan Dakwah Sekolah di salah satu SMA Negeri Jakarta.

==> berbagai sumber

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun