Ilmu hakikat itu penting.
Seperti halnya kita ini yang miskin, mungkin kita mengeluh miskin lantaran punya hutang
Tapi, alasan Gusti Allah SWT memasukkanmu ke surga ya itu karena kemiskinanmu, kok ya kamu mengeluhkan itu bagaimana?
Dalam sebuah riwayat ada waliyullah 40 Tahun miskin berdoa minta kaya.
Lantas Malaikat Jibril mengusulkan bahwa "Yaa Gusti, Mbok ya engkau kabulkan, orang shaleh minta kaya saja kok tidak engkau dikabulkan". Kan hal-ihwal yang bersifat duniawi (harta) buat engkau masalah sepele saja, ujarnya Malaikat Jibril.
Jawabnya Gusti Allah SWT: "Nanti aku (Gusti Allah SWT) tidak ada alasan memasukkannya ke surga".
Karena alasanku dia punya amal baik, karena sabar atas kemiskinannya. Akhirnya tidak dikabulkan.
Makanya, jika kita tidak dikabulkan ya anggap saja kita ini masuk dalam kategori tersebut ya lantaran dengan kemiskinannya itu ada alasan.
Misalkan kita.
Orang alim saja tidak, hafal Al-Qur'an juga tidak, jadi da'i (ustadz) juga tidak, wali kutub tidak, wali abdal tidak, imam adil juga tidak, bersikap sabar terhadap pasangan yang ngamukan juga tidak, lantas jalur kita apa?
Miskin dan sabar juga tidak, lantas lewat jalur mana kita? Masa iya independen? Ya, tidak heheh..
يومَ ندعُوا كلَ أناسٍ بإمامِهم
Ya, semua itu ada partainya, ya ada benderanya jika kita pakai analogi dizaman ini.
Wallahu a'lam bish-shawabi
______
Komplek Halimah as-Sa'diyah, 20/08/21
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H