Malam ini sebetulnya aku sedang malas untuk menulis. Bukan karena tak ada bahan yang harus ditulis, namun otakku sedang tidak dalam performa terbaiknya untuk diajak berpikir. Mungkin ini adalah reaksi dari apa yang telah aku lakukan seharian ini, mau tahu? No. Oleh karena otakku sedang malas jadi tema tulisan malam ini yang ringan - ringan saja. Padahal ada beberapa pekerjaan yang harusnya menjadi prioritas untuk dikerjakan dari proposal tesis, sampe UAS. Emang kalo lagi males susah buat dilawan. Â
Ngomong-ngomong soal kuliah, aku masih tak menyangka bisa melanjutkan studi S2ku di tahun-tahun sekarang. Memang pada saat wisuda dulu aku sudah mempunyai keinginan untuk melajutkan pendidikan, namun tidak t=di tahun-tahun sekarang. Mungkin ini yang dinamakan hikmah dari satu kejadian. kejadian apa itu? Yaa, orang-orang terdekatku pasti mengetahui salah satu alasanku melanjutkan studi S2 adalah karena galau, bahkan sampe parah banget. Untuk saat ini aku tidak akan membahas galaunya namun hikmah di baliknya.Â
Saat itu aku benar-benar sedang menjalani hari yang sangat berat, bahkan itu adalah dua tahun terberat yang pernah aku alami. Apakah kalian pernah merasakan sakit dibagian dada hingga sakit itu benar-benar membuat kalian sesak? Apakah kalian pernah merasakan sakit hati hingga membuat pola tidur kalian berantakan, otak terlalu over bekerja karena memikirkan sesuatu, hingga aku memutuskan nekat pergi dari kota ini dengan alasan mencari pekerjaan padahal buat mencari pelarian. Itulah yang aku alami dan rasakan selama kurang lebih dua tahun. Aku tak pernah menyangka akan merasakan patah hati yang hebat diusiaku yang terhitung sudah memasuki usia udzur buat ukuran pemain sebak bola.Â
Pada saat itu aku benar-benar berada dalam kondisi kesusahan secara batin, aku tak tahu apa yang harus aku lakukan demi bisa keluar dari kesakitan itu. Segala macam cara telah aku coba dari yang logis sampe yang tidak logis. Hingga pada satu hari aku bertemu dengan salah satu kawanku yang akan melanjutkan pendidikannya ke S2. Seketika aku berpikir apa aku juga lanjutkan pendidikanku juga? Selang beberapa menit aku putuskan bahwa aku juga akan melanjutkan, dalam hati "lahaola". Saat itu aku benar-benar mengandalkan kalimat "lahaola", sebab aku tidak punya uang sama sekali. Dikantongku cuma uda uang 50 ribu, itupun masih kurang sekitar 250 ribu lagi untuk uang pendaftaran. Namun dengan tekad ingin mencari kesibukan baru demi bisa move on akhirnya aku bisa melanjutkan, bahkan sekarang aku sudah masuk tingkat akhir. Kalau tidak ada halangan tanggal 15 Februari bertepatan hari ulang tahunku, aku akan melaksanakan seminar proposal.Â
Aku masih tak menyangka berkat galau dan kereteg "lahaola" dina jero hate aku bisa melanjutkan pendidikan S2 bahkan sampai sejauh ini. Aku juga sadar bahwa di balik ini ada doa orang tua yang tak pernah berhenti dipanjatkan untukku. Aku masih ingat di semester satu dan dua kadang menumpahkan air mata sebab kondisi emosional yang tidak stabil ditambah harus mengerjakan tugas yang menumpuk. Waaahh rasanya tidak dapat didefinisikan, yang jelas aku merasa menjadi anak yang "jauh ti panineungan" you know panineungan? Di episode selanjutnya aku akan bahas panineungan.Â
 Untuk sekarang sekian sesi curhatku kali ini, bila kalian ingin mengetahui curhatku di episode selanjutnya, silakan kalian like SGku.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI