Oleh Taufik Hidayat
Menulis puisi jelas berbeda dengan dengan menulis artikel. Karena puisi dan artikel itu memang berbeda. Namun, bukan berarti tidak bisa bersama dan tidak ada hubungannya. Hehe
Menurut KBBI puisi adalah:Â 1. Ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait, dan 2. Gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus
Sedang artikel adalah karya tulis lengkap, misal laporan berita atau esai dl majalah, surat kabar, dan sebagainya. Memang masih ada pengertian lain, tetapi tidak relevan dalam pembicaraan kita ini.
Dalam tulisanku sebelumnya yang berjudul "Menulis Puisi Lagi, Dunia lama Kembali", aku telah berjanji akan menuliskan tentang bagaimana aku mendapatkan pelajaran baru, bahwa menulis puisi bisa dilanjutkan dengan menulis artikel. Dari satu puisi yang dibuat, insya Allah bisa dilahirkan satu atau lebih artikel lanjutannya.
Dulu sewaktu masih muda, sekitar 40 tahun yang lalu, aku  menulis puisi, ya, menulis puisi saja. Tidak terpikirkan sama sekali membuat artikel terkait puisi itu. Selesai membuat puisi, ya sudahlah, itulah hasil akhir tulisanku.
Kini, ketika usia sudah mulai tua, saat mulai aktif terlibat di SPI (Senandung Pensyair Indonesia), aku mendapatkan pelajaran yang berbeda. Menulis puisi, ternyata bisa dilanjutkan dengan menulis artikelnya. Demikian juga sebaliknya.
Bisa jadi karena aku menulis  puisi dengan isi yang berbeda. Dulu, karena masih muda, tentu aku banyak menulis puisi penuh rasa  jiwa muda, ya romantisme anak mudalah istilahnya.
Kini, aku menulis puisi ekspresi kondisi aktual yang terjadi. Sederhananya, puisi yang kubuat sekarang, bisa jadi akan banyak berisi kritik sosial. Ada proses pengumpulan bahan dan lain-lain, yang hampir tidak beda dengan penulisan artikel.
Jadi, ketika akan membuat puisi, setelah dapat ide, terus kumpulin bahan, buat pokok-pokok pikiran, rumuskan alur, baru dituliskan. Edit, masukkan unsur rasa, permanis kata-kata, supaya enak dilihat dan dibaca. Ya, jadi hampir tak ada beda dengan penulisan artikel. Maka, sekalian saja, bikin puisi, bikin pula artikelnya. Sekali  mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Hehe
Nah, ketika ikut even penulisan puisi dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda, yang diadakan oleh grup facebook literasi perpuisian SPI atau Senandung Pensyair Indonesia itu, aku membuat puisi berikut ini. Puisi yang diciptakan dengan susah payah, karena aku sudah jarang menulis puisi.