Mohon tunggu...
taufik hidayat
taufik hidayat Mohon Tunggu... Lainnya - Aktivis politik dan penggiat pendidikan

Pernah menjadi anggota DPRD Kota Banjarmasin periode 1997-1999, 1999-2004 dan ketua DPRD Kota Banjarmasin periode 2004-2009. Sekarang aktif sebagai ketua BPPMNU (Badan Pelaksana Pendidikan Ma'arif NU) Kota Banjarmasin dan ketua Yayasan Pendidikan Islam SMIP 1946 Banjarmasin

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Banjarmasin Tak Lagi Merah... Bebaskah Sudah?

7 Oktober 2020   14:40 Diperbarui: 7 Oktober 2020   14:50 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Oleh Taufik Hidayat

Hari Selasa tanggal 6 Oktober 2020, merupakan hari yang sungguh istimewa, khususnya bagi warga kota Banjarmasin, karena  hari  itu kota Banjarmasin resmi dinyatakan  tidak lagi berstatus zona merah. Semoga segera menyusul kota dan kabupaten lainnya di Indonesia, aamiin YRA.

Kalau sudah tidak lagi merah, apakah lantas berarti masyarakat kota Banjarmasin sudah boleh beraktifitas seperti sediakala, dalam artian tidak perlu lagi mengikuti protokol kesehatan yang selama ini dirasa cukup memberatkan? Inilah nanti yang akan dibicarakan lebih lanjut dalam tulisan ini.

Dikutip dari tulisan di berita media online apahabar.com yang berjudul “Akhirnya, Banjarmasin Resmi Tinggalkan Zona Merah Covid-19!” diberitakan bahwa mulai hari  Selasa 6 Oktober 2020 ibu kota Kalimantan Selatan itu tidak lagi ditetapkan sebagai zona merah penyebaran Covid-19, padahal sebelumnya kota ini zona paling berisiko Covid-19 di Kalimantan Selatan. Berita itu dibenarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Banjarmasin, Machli Riyadi saat dikonfirmasi via gawai, Selasa (6/10).

Menurut kepala dinkes itu, prestasi itu tidak terlepas dari sederet upaya Pemkot Banjarmasin menahan laju penyebaran Covid-19 antara lain dengan Perwali Nomor 68/2020 yang mengenakan denda Rp. 100 ribu bagi warga kota yang tidak menggunakan masker dan tindakan persuasif dalam menangani ancaman penyakit menular dengan sangat cepat berupa upaya tracking yang dilakukan sejak akhir maret 2020 dibantu TNI dan Polri untuk memutus mata rantai penularan Covid-19 dengan sasaran tempat keramaian dan pasien terinfeksi virus corona.

Memang belum sepenuhnya hijau, karena masih menyisakan satu zona merah yaitu Keluarahan Seberang Mesjid Kecamatan Banjarmasin Tengah dan 6 zona kuning, yaitu Pemurus Dalam, Teluk Dalak, Telaga Biru, Kuin Cerucuk, Kuripan dan Kuin Selatan.

Masih di media yang sama, disebutkan bahwa keberhasilan Banjarmasin bisa bebas dari zona merah ini utamanya  dilihat dari indikator epidemiologi, dengan 4 katagorinya : Pertama, menurunnya kasus terifeksi Covid-19, kedua, melandainya kasus suspek dan probable, ketiga, menurunnya angka kematian, dan keempat, menurunnya angka tenaga kesehatan yang terinfeksi virus corona.
 
***

Berita bahwa kota Banjarmasin saat ini sudah berstatus zona hijau jelas sangat menggembirakan. Namun, bagiku pribadi masih menyisakan kekhawatiran. Bukan khawatir karena sangsi dengan status ini, tetapi lebih khawatir dengan dampak negatif  pemberitaannya. Kondisi di lapangan yang kurasakan langsung, menunjukkah bahwa kekhawatiran itu sangatlah beralasan.

Pada masa PSBB, kawasan Seberang Mesjid Banjarmasin, yang selain terkenal sebagai sentra kain sasirangan - kain batik  khas Banjar - juga terkenal sebagai cluster gowa, daerah yang tetap merah hingga hari ini. Di sana merupakan markas besar Jama’ah Tablig yang sebagian anggotanya dinyatakan positif covid sepulang pertemuan internasional di Gowa, Sulawesi Selatan.

Saat PSBB itu di berbagai media massa diberitakan bahwa daerah ini sudah diamankan oleh polisi, sehingga terbayang kita akan sulit masuk kesana. Tetapi, ya ngapain juga kesana kalau memang tidak ada keperluan apa-apa, cari masalah saja, hehe

Nah, suatu ketika aku terpaksa harus kesana, karena ada kematian istri teman baik yang berjuang sejak sama-sama muda di sebuah partai politik, hingga kami bersama-sama pernah menjadi anggota DPRD Kota Banjarmasin priode 1997-1999. Mau tidak melayat, sangat tidak enak dengan teman yang sedang kena musibah. Mau melayat, takut kalau terjadi hal yang tidak diinginkan. Akhirnya, bismillah, tawaqqaltu alallah, aku pun berangkat kesana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun