Mohon tunggu...
taufik hidayat
taufik hidayat Mohon Tunggu... konsultan -

lulusan fakultas hukum universitas jember tanggal 18 agustus 2015 berasal dari sumenep, madura jawa timur,

Selanjutnya

Tutup

Politik

Alasan Puan Tidak Tergoyahkan di Kabinet Jokowi

31 Juli 2016   19:54 Diperbarui: 31 Juli 2016   20:09 1266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

pertama - tama saya tegaskan bahwa tulisan ini hanyalah analisa saja. baiklah kita mulai, ketika reshuffle diumumkan oleh presiden joko widodo banyak pertanyaan yang bermuculan, yaitu kenapa si putri mega (puan maharini) tidak termasuk menteri yang di copot? sebenarnya pertanyaan ini tidak hanya ramai pada reshuffle kali ini saja tapi pada perombakan menteri jilid pertama banyak kalangan yang mempersoalkan tentang posisi puan maharani yang tidak tergoyahkan. Tentu saja presiden punya pertimbangan sendiri, kenapa tidak memasukkan putri pemilik partai berlambang moncong banteng ini ke daftar menteri yang di reshuffle. sebagaimana tulisan saya sebelumnya bahwa menteri adalah pembantu, seyogyanya pembantu hanya punya dua kewajiban yaitu loyalitas dan menunjukkan kinerja yang baik (berkompeten) dan kedua hal tersebut hukumnya wajib, jika salah satu saja kewajiban diabaikan maka bersiap - siap saja untuk di copot. 

contoh kenapa rizal ramli di copot? karena dia dianggap tidak loyal kepada majikannya ( presiden ) seperti rencana pemerintah untuk mambangun pembangkit listrik 35 watt yang justru dibantah oleh pemilik jurus rajawali ngepret ini diberbagai media, hal lain adalah beliau lebih sering bersitegang di berbagai media dengan menteri lain atau bahkan yang trakhir dengan ahok, padahal gebrakannya tidak terlalu bagus - bagus amat sebagai menko maritim. disini jelas rizal ramli dicopot karena dianggap tidak memiliki keduanya yaitu loyalitas dan kompeten, lalu bagaimana dengan anies baswaden, jika dilihat loyalitas sudah pasti tidak diragukan lagi semua orang tahu bagaimana loyalitasnya anies kepada jokowi dari sejak pencalonan sampai dirinya ditunjuk sebgai tim pemenangan saat itu, lalu apa yang menyebabkan anies baswedan di copot, sudah pasti kerena faktor kedua yang kompeten, selama kurang lebih dua tahun anies membawahi kementrian pendidikan dan kebudayaan relatif bermain aman tidak ada gebrakan yang nampak bagi wajah pendidikan di negeri ini, padahal keinginan jokowi lebih lebih dan lebih dari apa yang dikerjakan anies baswadan selama ini, baiklah itu beberapa contoh, kita kembali lagi ke persoalan kenapa puan tidak di reshuffle? 

apakah puan maharini loyal dan berkompeten?? mari kita mulai dari yang pertama yaitu loyal, sudah pasti sebagai kader PDIP partai yang mengusung joko widodo menjadi presiden, loyal terhadapnya suatu keharusan meski untuk menilai itu semua susah sebab selama ini yang saya lihat puan tidak terlalu sering muncul di media mungkin saja dia lebih suka bermain dibelakang layar jadi soal loyal bisa iya dan bisa tidak, lalu hal yang kedua apakah berkompeten? jika dibandingkan dengan beberapa mentri yang dicopot semisal ignasius jonan, sudirman said jawabnya tentu puan maharani jauh tertinggal, maka dengan itu soal kompten puan masih kalah jika dibandingkan dengan mentri yang di reshuffle, ini justru yang bikin menarik padahal sudah jelas puan tidak memiliki keduanya tapi kenapa tidak di reshafulle, muncul pertanyaan yang saat ini berkembang di masyarakat apakah karena puan anak megawati ??

 sehingga jokowi takut dilengsergkan ? tentu jawaban ini tidak selamanya benar sebab dengan bergabungnya GOLKAR dan PAN posisi tawar jokowi di DPR tetap kuat meskipun ditinggal PDIP. menurut analisa saya jawabanya hanya satu presiden jokowi tidak mau RAMAI atau tidak mau bikin negeri ini GADUH lagi, hitung - hitung juga posisi yang diduduki puan tidak penting - penting amat, kementrian yang saya anggap antara ada dan tiada yaitu menko bidang pembagunan manusia dan kebudayaan, tugas menko ada menkoordinasi mentri yang dibawahi, tapi justru menarik menko ini, meskipun semisal menkonya duduk santai saja para menterinya tetap bisa jalan sendiri - sendiri, sebagaimana kita ketahui menko yang diduduki puan ini membawai Menkes, Menpora, Mendikbud, Mensos, Menteri perlindungan perempuan dan anak, Menristek, dan Menteri pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi, contoh, jika kita lihat selama ini ketika salah satu kementrian tersebut punya masalah justru koordinasinya langsung ke presiden tidak ke menkonya, contoh pembekuan yang dilakukan oleh imam nahrawi (menpora) terhadap PSSI, bisa dilihat imam nahwari langsung berkoordinasi dengan presiden, penempetan puan sebagai menko pembangunan manusia dan kebudayaan, tentu tersebut sudah dipikirkan oleh jokowi dengan pandai, bagaimana menempatkannya diposisi yang tidak begitu perlu koordinasi tapi kementrian dibawahnya tetap bisa jalan, dan tidak di reshuflle agar tidak bikin gaduh, itulah saya kira yang menjadi alasan jokowi tidak mencopot puan maharani lebih kepada pertimbangan stabilitas dan kesejukan agar tidak terjadi kegaduan jilid II yang bisa mempengaruhi kondisi ekonomi bangsa ini seperti yang terjadi sebelumnya. begitu analisa saya monggo berkomentar. terimakasih sudah membaca

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun