kau berlaku seperti anak anak. sok kuasa, sok iya. makin bertambahnya usiamu, tidak juga membuat dirimu semakin mapan dalam berpikir, angkuh dan egomu demikian curamnya...
kau bukan lagi nakhoda dari mata angin yang delapan. intinya segera saja kau karam, lebur dalam kepongahan yang meminta didengarkan
aku hanya terdiam. menertawai lakumu itu: tidak sudah-sudahnya tingkah dari dahulu. semaunya mau menang namun kau lupa bahwa kau sejatinya sudah binasa!
Baca juga: Larinya Ketulusan Wanita
aduhai, angin
berhembus - lalu
padam!!!!
Baca juga: Ironi Demokrasi
Medan, 14 Desember 2023
***
Baca juga: Malam dengan Kelip di Matamu
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!