ia diam tanpa ragu memilih diam. wanita berjalan tegak dengan pandangan dalam menyimpan luka. seberapapun berat, tetap ditutupnya rapat. tak sembarang orang dapat masuk mendekat
siluet penderitaan, hinaan dan kecaman - hanyalah sebuah penghalang, wanita itu terus berjalan kencang meski selalu ada rintang membentang
kuat, terus kuatkan, ketulusan wanita mengalir bagai embun di pucuk dedaunan
wanita dengan wajah pualam, berlalu pelan lalu rubuh dan terdiam....
mereka bukan hanya perempuan
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H