ia diam tanpa ragu memilih diam. wanita berjalan tegak dengan pandangan dalam menyimpan luka. seberapapun berat, tetap ditutupnya rapat. tak sembarang orang dapat masuk mendekat
siluet penderitaan, hinaan dan kecaman - hanyalah sebuah penghalang, wanita itu terus berjalan kencang meski selalu ada rintang membentang
kuat, terus kuatkan, ketulusan wanita mengalir bagai embun di pucuk dedaunan
wanita dengan wajah pualam, berlalu pelan lalu rubuh dan terdiam....
mereka bukan hanya perempuan
***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI