Sajian final menarik terjadi di Binjiang Gymnasium pada pukul 08.00 WIB hingga tengah hari. Itu adalah pertemuan puncak beregu putri China selaku unggulan pertama melawan Korea sebagai unggulan kedua, Minggu, (1/10/2023).
Fans China memadati venue. Mereka berteriak memberikan semangat kepada atlet nasional mereka. Besar harapan agar China kembali merebut emas setelah gagal di edisi Jakarta 2018.
Chen Yufei Fei turun. Namun Chen tanpak begitu tertekan dan malah secara gamblang dikendalikan An Se Young. Gadis muda penuh prestasi itu menyulitkan segala tingkah laku Chen Yufei Fei di lapangan. Chen Yufei tidak bisa memecah kebuntuan.
Hasilnya sungguh di luar taksiran penggemar badminton. Chen Yufei tidak berdaya, ia tersungkur 11-21 12-21 selama 51 menit yang membuat China mulai masuk dalam pusaran bahaya yang besar. Sebuah bahaya mengancam.
Tertinggal 0-1, China menurunkan Juara Dunia 2023, Chen Qingchen/Jia Yifan. Telah bermain mati-matian ketika melawan Indonesia dan Jepang di babak sebelumnya, tidak membuat pelatih China mencoba membongkar pasangan ini atau menurunkan yang lain. Celah lelah dan tertekan secara mental merasuki kedua pemain hebat China ini. Karena tuntutan HARUS MENANG - begitu membelenggu pikiran dan hati.
Di partai besar ini, Chen/Jia malah tidak bisa keluar dari tekanan Baek Ha Na/Lee Soo Hee. Kekalahan di final Korea Open bulan lalu dibalas tuntas Baek/Lee 18-21 14-21 dalam tempo 82 menit. Chen/Jia ambruk tidak berkutik. China tertinggal 0-2.
Bahtera China yang besar kini semakin terkoyak lebar. China harus mengamankan poin di partai ketiga dari tunggal putri kedua He Bingjiao. Kim Ga Eun yang telah 6 kali dilumat He, bermain tegang namun terus mencoba menahan diri selama pertandingan.
He Bingjiao yang diharapkan mampu menambal bahtera China malah ambruk lantaran tekanan yang maha dahsyat. China langsung karam, tuan rumahtenggelam. Korea bersorak-sorai ke tengah lapangan. Korea mengulang kisah manis Asian Games 1994.