Beredar kisah tentang lanjutan drama koalisi partai-partai jelang Pemilu 2024. Hari ini Golkar dan PAN menyatakan diri sebagai pendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden RI di Museum Perumusan Naskah Proklamasi di Jakarta Pusat, Minggu (13/8/2024).
Koalisi sebelumnya adalah mendukung Anies Baswedan yang didukung oleh Nasdem, PKS dan Demokrat. Ganjar Pranowo sebagai junior Jokowi diusung oleh PDIP dan PPP. Suasana usung mengusung, calon mencalon begitu kental di atas.
Sementara itu, kalangan bawah cukup mengeluh dengan daya beli masyarakat yang menurun. Presiden Jokowi juga telah mengetahuinya. Siklus inflasi ini kerap terjadi di paruh tahun atau pertengahan tahun.
Inflasi juga menjadi penyebab daya beli masyarakat menurun. Masyarakat bawah merasakan kenaikan harga barang-barang pokok seperti telur dan bawang. Tren ini diprediksi akan berlanjut di bulan Agustus.
Masyarakat lebih memilih berhemat pasca jor-joran untuk persiapan anak masuk sekolah Juli lalu dan pengeluaran besar ketika Lebaran.
Beberapa solusi yang dapat dilakukan diantaranya melakukan operasi pasar, masyarakat harus tetap mengkonsumsi meski harus berhemat,meningkatkan ekspansi oleh perusahaan atau swasta dengan menciptakan banyak lapangan kerja sehingga memperkuat daya beli masyarakat.
Koalisi di tengah daya beli masyarakat yang menurun mungkin kebanyakan orang enggan memikirkan itu. Perut lebih utama, kata orang-orang kecil. Apatis? Oh tentu tidak boleh begitu. Kita tetap harus hidup dalam harapan dan keyakinan besar.
Semoga kelak Presiden Indonesia berikutnya bisa lebih memikirkan ekonomi masyarakat, menciptakan banyak lapangan kerja dengan upah yang layak, meningkatkan daya beli masyarakat dan dapat mewujudkan cita-cita negara kita untuk mensejahterakan masyarakat Indonesia.
*****