Habis sudah perjalanan unggulan pertama tunggal putra Australia Open 2023, Anthony Sinisuka Ginting setelah dihadang wakil India, HS. Prannoy 21-16 17-21 14-21 selama 72 menit pertandingan perempatfinal di lapangan 1 Quaycentre, Sydney.
Permainan yang dikontrol rapi oleh Prannoy membuat Ginting kewalahan dan tidak dapat berkembang sesuai dengan strategi yang ia rencanakan. Dengan demikian maka rekor pertemuan di antara mereka menjadi 2-3 untuk keunggulan Prannoy.
Menjelang Kejuaraan Dunia penampilan pebulutangkis Indonesia di semua lini mengalami kemunduran. Apakah yang harus dilakukan PBSI? Evaluasi? Sebuah wacana yang selalu mencuat di media. Lantas, apa entitas nya?
Di saat-saat yang penting seperti ini, punggawa Indonesia babak belur dihajar massa. Tampan begitu sulit untuk meraih gelar juara. Mentalitas, daya juang dan niat yang belum pada dan kokoh adalah hal yang tampaknya menjadi kekurangan yang masif di kuburan Indonesia.
Ketika unggul merasa jumawa, ketika tertinggal merasa diri di atas awan. Hal ini bisa menjadi bumerang. Dan benar saja, senjata tidak dapat dikeluarkan karena lawan meredam dengan membuat pemain Indonesia tidak bisa mengeluarkan senjata yang dimiliki pemain Indonesia.
Komentar Fans Badminton China di Weibo
Mendengar kabar ini fans China memberikan komentarnya seperti terpantau di sosial media Weibo @Little Star (4/8/2023) :
"Tidak mudah bagi 6 pemuda India untuk mengepung Ginting, " ungkap seorang pengguna dari Hubei. Anthony memang berada di pool yang berisi banyak pemain India seperti Kiran George, Laksyha Sen, Prannoy HS, Priyanshu Rajawat, Srikant Kidambi dan di pool bawah ada Mitunth Majunath. Namun Prannoy akan melawan Priyanshu Rajawat yang mengalahkan Srikant 21-13 21-8 di babak perempatfinal.
"Ginting tidak memiliki jaminan kecepatan. Kemampuannya mengontrol bola sangat biasa-biasa saja. "