Pengalaman ini saya dapatkan ketika saya masih SD (Sekolah Dasar). Kala itu saya pulang sekolah dengan jalan kaki, siang hari panas. Di dekat sekolah ada deretan rumah yang besar-besar berpagar nan tinggi.
Ada satu rumah berpagar hitam namun kerap dibuka sedikit pintu gerbangnya - mungkin membiarkan ruang untuk jalan masuk dan keluar. Ada satu ancaman selalu kami takuti - terutama anak-anak sekolah. Kawanan anjing yang selalu menyalak jika ada orang lalu-lalang lewat dari rumah mewah itu.
Singkat cerita, darah merembes di betis kaki kiri bagian atas dari kaki kanan saya. Darah terus mengalir, deras, saya menahan nyeri. Kejadian itu begitu cepat. Anjing galak itu berhasil menerkam kaki kanan saya. Lelehan darah meleleh di siang hari yang panas. Saya agak pusing. Orang-orang di pinggir jalan menaruh perhatian tanpa pertolongan.
Saya lalu mengenali sosok ayah saya. Ia hendak menjemput. Langsung saja ia menolong. Menginterogasi saya yang nyeri bukan main. Ada daging yang keluar dan menjungai di betis saya, akibat gigitan anjing itu. Anjing galak yang selalu menyalak. Ayah saya mendatangi rumah mewah itu. Meminta pertanggungjawaban pemiliknya. Pemiliknya tidak berkilah, ia menyadari perbuatan anjing nakalnya.
Ayah dan dia bersepakat membawa saya ke rumah sakit memberikan perawatan pada kaki saya. Ketika itu saya langsung disuntik. Ayah berkata itu adalah vaksin rabies. Ayah takut entah apa yang bakal terjadi. Dikabulkan Tuhan, saya berangsur pulih setelah itu. Namun bekas lukanya masih ada sampai sekarang. Peristiwa 25 tahun yang lalu menjadi kenangan saya terhadap mengerikannya gigitan anjing galak.
Membayangkan betapa menyeramkannya berita viral saat ini, korban gigitan anjing rabies di NTT dan daerah lain di Indonesia. Jika lamban penanganannya, maka harapan hidup hanyalah menunggu keajaiban. Rabies atau sering disebut penyakit anjing gila menular dari gigitan dan liur binatang yang terinfeksi virus rabies.
Bukan hanya anjing, kucing, monyet, rakun, musang dan beberapa hewan pengerat dapat menularkan penyakit ini. Pemberian VAR (Vaksin Anti Rabies) penting dilakukan minimal setahun sekali bagi hewan peliharaan Anda yang tersebut di atas.