Menteri Agama Republik Indonesia, Yaqut Cholil Qoumas umumkan bahwa Idul Fitri 1444 H akan jatuh pada Sabtu (22/4) sedangkan sebelumnya Muhammadiyah menyatakan Idul Fitri jatuh para Jumat (21/4).
Menteri mengatakan jika kelak ada perbedaan pada perayaan Idul Fitri, agar tidak menonjolkan perbedaan tapi mencari titik kesamaan yang kita miliki. Menag meminta agar masyarakat mengedepankan sikap toleransi interumat.
Menurutnya perbedaan seperti ini sudah sering terjadi. Jika dipertajam hanya akan menimbulkan debat kusir yang tidak berkesudahan dan malah menimbulkan dampak yang tidak baik.
Pemerintah melalui Menag, Idulfitri jatuh pada Sabtu (22/4) berdasarkan kriteria Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, Singapura (MABIMS) dengan karakteristik tinggi hilal harus di atas 3 derajat dan elongasi (jarak Bulan-Matahari) 6,4 derajat.
Dari pantauan dari Sorong, Ternate, Jakarta hingga Aceh hilal bulan tampak tidak lebih dari 3 derajat sehingga pemerintah mengambil kesimpulan bahwa puasa akan digenapi menjadi 30 hari dan Lebaran Idul Fitri 1 Syawal akan jatuh pada Sabtu (22/4/2023).
Just for your information
Perbedaan Hari Raya Idul Fitri ini terjadi 4 kali sejak 20 tahun terakhir. Yakni di tahun 2006, 2007, 2011 dan 2023. Jadi perbedaan ini sudah sering terjadi dan tidak perlu membuat kita berpecah belah. Cukup debat internal karena memang metode penetapan hilal ada beragam pendekatan.
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1444 H. Mohon maaf lahir batin. Salam Kompasiana.
*****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H