Mohon tunggu...
TAUFIK HIDAYAT
TAUFIK HIDAYAT Mohon Tunggu... Guru - Love, Bless and Dreams Comes True ❣️

Guru di MA Al-Azhar Asy-Syarif Sumatera Utara. Terima kasih yang sudah vote dan kasih komentar. Salam Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Sedekah Segelas Susu Hangat, Kenangan Ramadan Masa Kecilku

2 April 2023   02:39 Diperbarui: 2 April 2023   04:49 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Semoga aku bisa seperti dirimu yang suka memberi (Ilustrasi serambiummah.tribunnews.com) 

Ritual ini mencegah menyusutnya jamaah tarawih, ampuh memang walau seiring berjalannya waktu jumlah jamaah dan saf akan berkurang. Alhamdulillah, tapi tidak pernah terlalu kandas. Jamaah selalu hadir, utamanya kami anak-anak asuhan Pak Ridwan. 

Cerek-cerek dituangkan perlahan ke dalam cangkir, aroma sedap menyeruak masuk ke rongga hidung kami yang suges. Itu adalah susu. Susu hangat yang mengenyangkan perut. Kadang susu teh, susu coklat, susu jahe, susu kopi atau susu putih biasa. Semua itu didatangkan dari rumah Pak Ridwan bisa 3 sampai 5 cerek setiap malam. 

Sebagai anak dari keluarga yang sederhana, meminum susu dengan gula murni tentu hal yang hanya ketika Ramadan ini kerap kami dapatkan. Kami bahagia. Berebut taraweh untuk mendapatkan susu dan sekeping dua keping biskuit atau roti sebagai padanannya. 

Peristiwa itu tidak pernah aku lupa. Hingga kini, setelah dewasa. Semua kenangan itu menjadi memori yang terindah ketika Ramadan masa kecilku. Pak Ridwan semoga pahala yang berlimpah dari Yang Maha Pemberi tercurah kepadamu. 

Di sisiku, meskipun itu sudah 25 tahun yang lalu - momen tersebut adalah hal yang menjadi hal yang sulit dilupakan manakala mengingat Ramadan. Kau dengan tulus selama 1 bulan penuh memberi kami susu dan roti. Memberi kelada lebih 30 orang setiap selesai salat Tarawih adalah hal yang aku kagumi sampai sekarang. 

Kau mengajarkan kami untuk menjadi orang yang mampu memberi dengan ikhlas. Membantu anak-anak yang kurang mampu, memberi mereka perhatian, kasih sayang. Memberi mereka semangat literasi, membaca buku kisah nabi, surga dan neraka, iqro dan Al-Quran. Semua masih kukenang. Bagiku dulu, kau adalah ajaib semacam mukjizat dari kisah Nabi-Nabi. 

Kemudian hadiah, di malam takbiran. Kau berikan kepada kami melalui persaksian orangtua kami, alamak terharu sekali aku. Semoga kami bisa meniru contoh yang kau berikan dahulu ketika kami masih kecil. Semangat Ramadan dengan kesederhanaan dan semangat memberi tanpa balas pamrih. Terima kasih Pak Ridwan. 

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun