Ramadan di China bagai di penjara
Syukur alhamdulillah, kita sebagai bangsa Indonesia secara merdeka dapat melaksanakan ibadah puasa Ramadan tahun ini dan tahun-tahun sebelumnya. Namun naas, bagi saudara seakidah kita - nun jauh disana, di negeri China.
Mereka mencuri-curi supaya bisa puasa. Dalam artian mereka secara diam-diam menahan diri dari makan dan minum di bulan Ramadan ini. Laporan terbaru dari kelompok hak asasi manusia (HAM)mengatakan Beijing berusaha menghapus budaya Muslim Hui di negeri komunis itu.
Sebagaimana kita ketahui, China mempunyai dua kelompok etnis Muslim terbesar yakni Hui dan Uighur. Kelompok Muslim Uighur berbicara dalam bahasa Turki yang ditulis dalam bahasa Arab dengan sekitar 8 juta penduduk.
Kelompok kedua, yakni Muslim Hui memiliki penduduk lebih banyak sekitar 11 juta yang tersebar di seluruh wilayah China. Etnis Hui diidentifikasi oleh Beijing sebagai ancaman yang harus diasimilasi secara paksa.
Islam berkembang pesat di China
Dikutip dari Sindonews, Serikjan Bilash seorang yang mendirikan kelompok HAM Atajurt mengatakan pihak berwenang China telah melakukan penahanan massal terhadap tokoh agama di wilayah Prefektur Otonomi Ili Kazakh, Provinsi Xinjiang China selama beberapa waktu terakhir.
"Sebagian besar dari orang-orang ini telah menjalani hukuman berat, " kata Serikjan.
Tahun ini, ungkap Serikjan target penangkapan Partai Komunis China adalah orang-orang yang telah mendekam dua tiga tahun di kamp konsentrasi Xinjiang.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!