Pita suara di pagi gelap gulita
Lembut bagai bianglala
Berdesing bak halilintar menyapa
Pagi indah saat mata terbuka.
Sapamu dengan suara bianglala
Hatiku tersenyum bersama jari-jemari
Menari di atas telapak kaki
Aku lihat senyum bersama mentari.
Sajadah sejak tadi bersamamu
Mengajak bersujud tanpa ragu
Hati berbisik dengan burung itu
Merintih pelan gumpalan darah beku.
Lagi-lagi suara bianglala terdengar nyaring
Berdesing tepat di telingaku tak asing
Merdu menyapa ranting kering
Membantu angin menembus dinding.
Aku lihat mata itu benar-benar berbinar
Aku hayati wajah tampak segar
Berjalan mataku menembus pagar-pagar
Jiwa penuh api yang membakar.
Wajah itu, yang menemani suara
Indah bianglala, menyapa bahagia
Merasuk ruang lorong waktu
Dimana, aku bersandar dari nyenyak tidurku.
Terima kasih sahabat
Kau bangunkan aku diwaktu sholat
Kala tali penjahat semakin menjerat
Saat diriku tengah terlelap.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H