Disuatu siang yang terik, aku dan kamu duduk di bawah pohon yang rindang sambil minum es cendol yang baru saja kita pesan tadi Yang akhirnya membuat kita sadar ternyata tak perlu materi yang banyak untuk berbincang dalam persahabatan Pulang sore harinya dalam deraian hujan membuat tubuhku dan tubuhmu basah kuyup Tapi kita saling tertawa selama perjalanan tadi, seolah hujan tak berpengaruh apa-apa pada kesehatan kita Malamnya aku meneleponmu, menanyakan apakah kamu sakit atau merasa demam? Dan kamu pun menjawab bahwa kamu baik-baik saja Esok paginya aku sudah di depan pagar rumahmu ketika kamu masih memakai kaos kaki Kita akan berangkat sekolah pagi ini kawan Di kelas, kita adalah contoh persahabatan sejati buat yang lainnya Pernah ketika kamu dihajar oleh dua anak kelas lain, aku pun tak ragu untuk membelamu Meski hidungku harus berdarah-darah dan kancing bajuku lepas beberapa Di lain waktu kamu pun harus rela menemaniku dijemur di tengah lapangan disaksikan orang satu sekolah Hanya karena menungguku yang bangun kesiangan Tapi itulah persahabatan kita, yang mungkin tak semua orang memahaminya Lalu waktu berputar sedemikian cepatnya sampai kita tak sadar bahwa kita telah tinggal di tempat yang berbeda Kamu sekarang tinggal di seberang sana, sedang aku masih di sini Tapi semoga persahabatan ini akan jadi cerita nostalgia di suatu saat nanti @taufik_hate
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H