dawai hidup masih jauh dari kata sempurna, laksana seruas bambu yang terombang ambing ditengah laut biru dan tak tau arah tuju.
walaupun mimpi dan asa kian menyatu mencoba berkayuh ditengah deru demi deru, aku masih tetap terbelenggu akan kesalahan masa lalu.
siapa sangka aku yang dulunya jenaka berubah jadi manusia yang tak kenal tawa, siapa menduga aku yang dulunya riang kini menjadi manusia yang enggan gemilang.
ku yakin ini yang menjadi benalu ketika aku ingin memecahkan rindu cinta ku pada mu yang terlanjur membeku.
aku kehabisan kata-kata ketika aku benar merindu, merindu mu yang tak kunjung hadir, merindu mu yang tak pernah acuh, merindu mu yang tak mau tau kenapa aku masih disini.
tolong leraikan aku dari gelutan hasrat rindu yang terus mengekang, tolong luluhkan gumpalan hasrat yang terus mengikat.
beri aku waktu sayang, kan ku tunjukkan pada dunia bahwa aku bisa, aku mampu dan aku layak buat kau banggakan.
kasih, sungguh aku tak sanggup menahan gebuan candu rindu yang kian memedih.
@taufikfootprint
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H