Mohon tunggu...
Taufik Febriansah Padang
Taufik Febriansah Padang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN SUMATERA UTARA MEDAN

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Si Plin Plan

23 November 2024   20:52 Diperbarui: 23 November 2024   23:21 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Si Plinplan  

Di sebuah kota kecil yang tenang, tinggallah seorang pemuda bernama Rendra. Teman-temannya punya julukan khas untuknya:Si Plinplan. Bukan tanpa alasan. Rendra memang terkenal sulit membuat keputusan. Dari hal kecil seperti memilih rasa es krim hingga hal besar seperti menentukan karier, semuanya jadi drama panjang yang melelahkan.  

Suatu pagi yang cerah, Rendra duduk di sebuah warung kopi sederhana di dekat rumahnya. Ia memandangi daftar menu sambil mengernyitkan dahi, berulang kali membaca nama-nama minuman yang sudah ia hafal.  

“Mau pesan apa, Ren?” tanya Sari, sahabatnya yang sabar menemani.  

“Hmm… aku nggak tahu. Kopi susu atau teh tarik, ya? Kopi susu enak, tapi teh tarik juga…” Rendra menggantungkan kalimatnya.  

Sari mendesah pelan, lalu memanggil pelayan. “Mas, satu kopi susu dan teh tarik. Kalau dia nggak minum salah satunya, aku yang habisin.”  

Rendra terkekeh canggung. “Maaf, Sar. Aku emang susah banget kalau disuruh milih.”  

“Itu udah kayak nama tengahmu,” balas Sari sambil melipat tangan di depan dada.  

Hari itu, bukan cuma soal minuman yang membuat Rendra bimbang. Ia juga tengah dihadapkan pada dilema besar: tawaran kerja di dua perusahaan. Yang satu, perusahaan besar dengan gaji tinggi tapi akan memaksanya pindah ke kota lain. Yang lain, perusahaan kecil di dekat rumah yang nyaman, tapi gajinya pas-pasan.  

“Menurut kamu, aku harus pilih yang mana, Sar?” tanyanya sambil menatap sahabatnya penuh harap.  

Sari memutar bola matanya. “Ren, itu hidup kamu. Aku nggak bisa selalu ambilin keputusan buat kamu. Kalau kamu terus kayak gini, kapan kamu belajar bertanggung jawab atas pilihan sendiri?”  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun