[caption id="attachment_211436" align="aligncenter" width="500" caption="(sumber :google maps kota Bengkulu)"][/caption]
Jika berlibur ke Bengkulu, tidak lengkap rasanya jika tidak sempat berkunjung ke kawasan wisata Pantai Panjang. Pantai yang mempunyai garis pantai sepanjang + 7 Km ini memanjang dari daerah kawasan Pasir Putih hingga ke kawasan Tapak Paderi. Kalau terus menyusuri garis pantai, mungkin kita akan menemui daerah Sumatera Barat.
Di liburan kali ini, berwisata ke Pantai panjang saya tempuh dari rumah yang berada di daerah Hibrida, Gading Cempaka menuju pantai menggunakan sepeda. Tentunya tidak sendiri saya bersepeda ke pantai. Saya di temani tetangga yang merupakan sahabat karib saya sejak kecil, Dian Putra Pradana.
Ba’da waktu Ashar, 15.45 WIB waktu yang tepat untuk memulai perjalanan. Kami pun memulai perjalanan dari Hibrida, setelah itu bersepeda menuju jalan besar di daerah Simpang Empat SMA Palawa. Terus menyusuri jalan, sampai di perempatan lampu merah KM 8, kayuhan sepeda kami teruskan ke arah pantai. Sampai di perempatan lampu merah kembali, lampu merah Lingkar Barat. Kami berdua mengambil jalan lurus ke arah SMA 7 plus Kota Bengkulu. Di pertigaan SMA 7, ambil kanan ke arah jalan Jenggalu. Kondisi jalan yang naik turun karena kontur tanahnya yang bukan datar membuat tranmisi gigi sepeda harus naik turun.
Kami pun sampai di daerah turunan jalan yang sedikit panjang. Aroma pasir pantai mulai tercium, angin kencang yang dari pantai mengacak-acakkan rambut kami berdua. Setelah jalan yang turun, kondisi jalan sudah datar. Warna-warna laut yang kebiru-biruan sudah tampak di ujung. Kami pun sudah sampai di Kawasan Pasir Putih Pantai Panjang. Kami sempat berhenti untuk minum sejenak.
Karena sudah lama tidak menjejakkan kaki di pasir, perjalanan kami pun mengambil rute di bibir pantai. Langit masih kebiruan dan matahari masih cukup tinggi. Cuaca hari itu memang panas, tapi tidak menyengat sehingga sangat cocok untuk bersepeda di pinggiran pantai. Hembusan angin menjadikan hawa sejuk yang penawar atas panas yang menyinari sore itu.
Selama perjalanan, di sebelah kanan kami di temani oleh pohon pinus yang berjejer menjulang tinggi menghadang laju angin yang datang dari laut. Jika di pantai-pantai lain kita temui Pohon Kelapa tapi tidak untuk Pantai Panjang, Pohon Pinus adalah ciri khas yang bisa kita temui di Pantai Panjang.
Sekarang Pantai Panjang Bengkulu masih dalam tahap renovasi oleh Pemerintah Provinsi. Saat ini di tepi Pantai Panjang sedang di bangun tanggul anti abrasi yang sekalian menjadi jogging track bagi para pengunjung.
Jalan semakin kami telusuri ke sejalur garis pantai. Tak lama kemudian kami berbelok ke arah jalan raya karena tidak ingin melewati arah jembatan yang di lewati air dari sungai yang tercemar oleh limbah. Bukan karena apa, tapi baunya yang menyengat dan menempel di kaki yang menyebabkan kami untuk menghindari jalan tersebut.
Karena daerah tepi pantai sedang di bangun jadi kami harus melewati tumpukan batu koral yang besar-besar sehingga sepeda harus sedikit di gotong dan melewati tumpukan pasir yang terlalu lembut. Ternyata jalan yang kami lalui ini diterpa oleh cahaya matahari yang sudah mulai warna jingga kebiruan. Dan tumpukan pasir yang tinggi menyebabkan turunan yang curam untuk di lalui menjadikan kami untuk mengambil gambar sebentar.
Setelah melewati jembatan melalui jalan raya. Sepeda kembali di arahkan ke arah bibir pantai. Masuk ke arah jogging track yang sudah di bangun. Di kawasan yang tepat terletak di belakang bangunan Bengkulu Indah Mall (BIM) terdapat banyak lapak-lapak yang menyajikan tempat makan sembari beristirahat bagi wisatawan. Di kawasan ini pula terdapat sport centre yang menyediakan ruang terbuka publik bagi masyarakat Bengkulu untuk beraktivitas olahraga. Terdapat pula tempat penyewaan sepeda bagi pengunjung dengan tarif Rp. 10.000,- per jam. Dan Rp. 20.000,- untuk sepeda double per jamnya.
Di kawasan ini lebih ramai pengunjung dibandingkan kawasan Pasir Putih tadi. Lagi pula di kawasan belakang BIM ini juga merupakan pintu utama dari Pantai Panjang itu sendiri. Hanya saja di kawasan Pasir Putih lebih asri dengan banyaknya fasilitas dan pasirnya yang masih putih berbeda dengan di kawasan utama ini yang sebagian besar pasirnya sudah berwarna kecokelatan.
Waktu menunjukkan pukul 17.36 waktu setempat. Tidak ada lagi warna kebiruan di langit. Sebagian besar sudah berwarna jingga yang mataharinya ditutupi oleh awan. Namun masih sangat terang untuk melakukan perjalanan. Perjalanan masih terus berlanjut di bibir pantai. Perjalanan kali ini lebih ramai karena banyak pengunjung yang memanfaatkan waktu sore itu dengan bermain bola di pantai, ada juga yang mengambil gambar baik sendiri, berpasangan, dan berkelompok.
Rencananya kami ingin mengunjungi kawasan memiliki batu karang di daerah mendekati arah kawasan Tapak Paderi. namun sayang karena air sudah pasang sehingga karang tidak kelihatan. Tahun lalu saya bersepeda menemukan karang ini waktu pagi hari. Karena air sedang surut jadi karang nya pun terlihat.
sumber foto : dokumen pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H