Mohon tunggu...
Taufik Eko Susilo
Taufik Eko Susilo Mohon Tunggu... Akademisi | Staff Pengajar -

Akademisi | Assisten Dosen | Peneliti Muda

Selanjutnya

Tutup

Catatan

“Saraf Terjepit", Artalyta ke Singapura

25 Juli 2012   05:19 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:39 939
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selasa, 24 Juli 2012 hari ke 5 Ramadhan saya tak sengaja mendengar berita yang lumayan menggelitik di telinga saya dan berita ini secara tidak langsung sebenarnya ada hubungannya dengan profesi saya sebagai fisioterapis. Sore itu tvOne memberitakan Artalyta Suryani Pengusaha yang pernah terlibat skandal suap ini menjalani pengobatan di salah satu Rumah Sakit Singapura. Saat diwawancara oleh kru tvOne, Artalyta menjawab “saya sedang menjalani terapi, ada saraf saya yang kejepit di leher ini dan saya mohon doanya ya semoga saya sembuh” ujar Artalyta. “terus gua harus bilang wow gitu” batinku.

[caption id="attachment_202528" align="aligncenter" width="508" caption="Artalyta memperbaiki "][/caption]

Mengapa saya bilang berita ini menggelitik ? karena sebenarnya penyakit yang di derita oleh Artalyta ini sebenarnya bukan merupakan penyakit yang urgent sehingga harus berobat ke Singapura. Tidak ada yang perlu ditakutkan kalau mendengar “saraf kejepit”. Saya rasa masyarakat baru saja tertipu oleh pemberitaan kemarin termasuk media yang meliputi akibat dari ketidaktahuan lebih mengenai diagnosa medis yang diderita oleh Artalyta.

Saraf kejepit” merupakan bahasa bagi orang awam yang mengeluhkan nyeri dan pegal di bagian leher dan bagi sebagian besar tenaga Medis, “saraf kejepit” yang berada di leher itu merujuk kepada diagnosa cervical root syndrome, diagnosa keranjang sampah bagi kami dalam menentukan tindakan selanjutnya. Kenapa kami bilang diagnosa keranjang sampah ? karena diagnosa itu masih bersifat bias dan tidak membahayakan. Dan dalam kajian fisioterapi neuromuskular cervical root syndrome tergolong kasus-kasus entrapment (jebakan) saraf yang bisa diperbaiki dan dengan cara mengulur otot yang menjebak dari perjalanan saraf tersebut. Sedangkan untuk “saraf terjepit” pada bagian pinggang ke bawah disebut low back pain (nyeri pinggang bawah). Manifestasi CRS (cervical root syndromeI) juga beragam dan sangat familiar bagi sebagian besar orang. Adanya rasa kesemutan yang menjalar, kadang pegal pada pundak dan bahu.

[caption id="attachment_202529" align="aligncenter" width="375" caption="CRS yang disebabkan oleh hernia sumber bimaariotejo.wordpress.com"]

13431933081114405364
13431933081114405364
[/caption]

Jadi tidak perlu harus ke luar negeri untuk memperbaiki saraf terjepit yang di leher. Cukup konsultasi klinik fisioterapi terdekat di kota anda masing-masing. Kalaupun tidak ada klinik fisioterapi anda bisa ke rumah sakit terdekat minta periksa ke dokter saraf kemudian dari dokter Saraf anda di rujuk ke dokter Rehabilitas Medik. Dari dokter Rehabilitas Medik langsung dirujuk ke unit Fisioterapi. Di Unit Fisioterapi nanti anda akan kembali di periksa dalam secara fisioterapi setelah itu baru diberikan intervensi sesuai keluhannya.

Dan semoga masyarakat tidak terkecoh kembali oleh ulah orang-orang tersebut dalam rangka berobat ke luar negeri. Semoga masyarakat kita bisa sedikit “melek” dan faham dengan kasus-kasus medis yang sering dijadikan alasan seseorang untuk beralasan. Pernyataan Artalyta tersebut sama persis dengan pasien-pasien saya selama di rumah  sakit. Mereka mengeluhkan sama “saraf saya kejepit mas”.

sumber rujukan : lihat artikel

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun