Mohon tunggu...
Taufik Alamsyah
Taufik Alamsyah Mohon Tunggu... Guru - Seorang tenaga pengajar

Mengajar adalah belajar

Selanjutnya

Tutup

Home

Rumah Untuk Katrina

12 September 2024   06:24 Diperbarui: 12 September 2024   06:28 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di dunia yang terus bergerak, rumah adalah satu-satunya tempat yang diam --- kokoh, hangat, dan selalu siap menyambut kita pulang. Bagi Katrina, anak yang baru berumur 8 bulan, rumah adalah sebuah istana kecil yang penuh cinta dan keajaiban. Setiap sudut rumah menjadi saksi bisu dari senyum pertamanya, tawa yang menggema, dan tangis yang penuh harap. Membayangkan rumah untuk Katrina adalah seperti merangkai sebuah puisi, di mana setiap detailnya mengandung rasa yang begitu dalam. Bagi Katrina, rumah bukan hanya sekadar bangunan, tetapi dunia pertamanya.

Ia belum mengenal gunung yang menjulang tinggi atau laut yang biru membentang, tetapi ia telah memiliki dunianya sendiri di dalam rumah ini. Setiap dinding dan jendela menjadi bingkai bagi pandangan matanya yang penasaran. Bagi bayi berusia 8 bulan, dinding rumah adalah benteng yang melindungi dan jendela adalah cermin kecil yang memantulkan sinar matahari pagi yang menyambutnya dengan lembut. Rumah, bagi Katrina, adalah tempat di mana ia belajar bahwa dunia itu aman dan penuh dengan cinta. Setiap kali matanya berbinar menatap mainan di sudut ruangan, atau tertawa saat mendengar suara burung di luar jendela, ia sedang merangkai mimpi-mimpinya, bahkan sebelum ia tahu apa itu mimpi.

Di sini, di dalam rumahnya, benih-benih impian itu tumbuh dan mengakar kuat. Di usia yang begitu muda, setiap langkah, setiap gerakan Katrina adalah eksplorasi penuh petualangan. Ia belum tahu apa itu bahaya, tetapi rumah tahu. Rumah, dengan segala penjuru yang dirancang hati-hati, melindungi Katrina dari bahaya yang tak ia sadari. Pojok-pojok tajam telah diselimuti pelindung lembut, lantai dibuat senyaman mungkin, dan pintu-pintu tertutup rapat seperti penjaga yang setia menjaga istananya. Bagi Katrina, rumah adalah tempat di mana ia bisa merangkak bebas tanpa takut terjatuh, di mana ia bisa mengejar bayang-bayang cahaya di lantai tanpa cemas akan bahaya. Setiap ruang telah diatur untuk melindungi, tanpa mengurangi kebebasan eksplorasinya.

Rumah ini adalah benteng keamanan yang tak terlihat, yang memberinya sayap untuk terbang dengan imajinasi, namun tetap menjaga agar ia tidak jatuh terlalu keras. Di rumah untuk Katrina, cinta tidak hanya terasa, tetapi terdengar. Suara angin yang berhembus lembut melalui jendela terbuka di pagi hari, bunyi air yang mengalir di bak mandi, hingga suara tawa keluarga yang riuh memenuhi ruangan. Semua suara ini menjadi simfoni kehidupan yang mengalun indah di telinga kecilnya. Katrina mungkin belum bisa berkata-kata dengan jelas, tetapi ia sudah bisa merasakan cinta dari setiap suara yang ia dengar. Setiap kali suara langkah kaki mendekatinya, setiap kali suara lembut orang tuanya memanggil namanya, ia tahu bahwa ia berada di tempat yang aman, di mana cinta selalu ada untuknya. Rumah bagi Katrina adalah sebuah kanvas yang belum selesai. Setiap sudutnya bercerita tentang harapan dan cinta yang terus tumbuh.

Di kamar tidurnya, langit-langit dihiasi dengan bintang-bintang palsu yang berpendar lembut, mengajaknya bermimpi tentang langit yang luas. Di ruang keluarga, mainan-mainan tersebar seperti serpihan kebahagiaan yang belum dikumpulkan. Di dapur, aroma hangat makanan yang dimasak dengan cinta menyebar, seperti kehangatan kasih sayang yang meresap ke dalam setiap dinding. Katrina mungkin belum tahu bagaimana menulis cerita, tetapi rumahnya sudah mulai menuliskannya untuknya. Setiap tawa, setiap tangisan, setiap langkah kecil yang penuh harapan adalah bagian dari cerita yang suatu hari nanti akan ia kenang sebagai bagian dari perjalanan hidupnya. Rumah adalah tempat di mana Katrina akan terus bertumbuh, tempat di mana setiap harinya ia akan belajar sesuatu yang baru, baik tentang dirinya sendiri maupun dunia di sekitarnya.

Di sinilah, di dalam rumah ini, harapan untuk masa depannya dirangkai dengan begitu hati-hati. Cahaya matahari yang masuk melalui jendela setiap pagi adalah simbol dari harapan baru yang menyinari hidupnya. Bagi Katrina, rumah bukan sekadar tempat untuk berteduh, tetapi tempat di mana ia akan menemukan siapa dirinya. Tempat di mana ia akan memahami arti cinta, kebersamaan, dan harapan. Rumah ini adalah tempat di mana ia akan tumbuh menjadi pribadi yang kuat, penuh kasih, dan selalu percaya bahwa dunia adalah tempat yang baik karena ia tahu, ia selalu memiliki rumah untuk pulang.

Pada akhirnya, rumah untuk Katrina bukan hanya sekadar bangunan dengan empat dinding dan atap di atasnya. Rumah ini adalah tempat di mana setiap harapan, cinta, dan mimpi dirajut menjadi satu. Tempat di mana ia bisa merasa aman, bebas, dan dicintai tanpa syarat. Di rumah ini, Katrina tidak hanya menemukan tempat tinggal, tetapi juga menemukan arti dari kehidupan. Dengan setiap detik yang berlalu, rumah ini akan terus menjadi saksi dari tumbuh kembangnya. Setiap sudutnya akan dipenuhi dengan kenangan, dan setiap dindingnya akan memantulkan kebahagiaan yang ia bawa ke dalamnya.

Inilah rumah untuk Katrina --- sebuah tempat di mana cinta, harapan, dan mimpi-mimpi kecilnya tumbuh bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun