Jawaban dari pertanyaan ini bisa kita ketahui jika kita paham dulu kenapa siang hari di Bumi bisa terang ketika disinari Matahari. Di Bumi, kita mengenal siang dan malam. Kedua fenomena ini terjadi karena Bumi disinari Matahari. Karena Bumi bulat, ada sisi siang (yang disinari Matahari), ada juga sisi malam (yang nggak disinari Matahari).
"Terang" pada siang hari di Bumi terjadi karena selain disinari Matahari, Bumi juga punya atmosfer. Ketika cahaya Matahari memasuki atmosfer Bumi, gas-gas di atmosfer menyebarkan sinar Matahari ke segala arah. Molekul gas di atmosfer Bumi jauh lebih kecil daripada panjang gelombang cahaya biru dari Matahari.
Ketika cahaya Matahari melewati atmosfer, cahaya biru lebih mudah dihamburkan ke segala arah oleh molekul gas ini, sehingga langit tampak biru. Nah, sekarang sudah paham kan kenapa langit tampak biru dan benda-benda di permukaan Bumi terlihat terang saat siang hari?
Sekarang, kenapa luar angkasa gelap padahal ada Matahari jawabannya jadi lebih sederhana: Luar angkasa adalah ruang hampa yang hampir sempurna, artinya sangat sedikit partikel yang ada di dalamnya. Dengan kata lain, di luar angkasa tidak ada cukup partikel untuk menyebarkan cahaya Matahari, sehingga cahaya terus melaju lurus dan tidak sampai ke mata kita.
Luar angkasa, dalam hal ini alam semesta, juga sangat luas kalau dibandingkan ukuran Matahari yang tidak ada apa-apanya. Cahaya Matahari dapat menyinari objek-objek langit di sekitarnya, tapi nggak bisa membuat seantero alam semesta terang saking luasnya. Bayangkan sebuah ruangan gelap dengan satu lampu kecil di tengahnya.
Jika ruangan penuh dengan asap, cahaya lampu akan tersebar dan ruangan tampak terang. Jika ruangan dikosongkan dari udara, cahaya lampu akan terus melaju lurus dan ruangan tampak gelap.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H