Mohon tunggu...
TNC
TNC Mohon Tunggu... Pilot - Open mind and be respectfull.

Love to read and to write. Menulis adalah sebuah proses belajar yang berkelanjutan. Selalu ada sisi pandang yang muncul untuk memperluas cara pandang kita dalam menyikapi permaslahan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Sebuah Penantian Semu

11 Mei 2020   15:29 Diperbarui: 11 Mei 2020   15:32 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

  (Ilustrasi picture by http://ahmadiyah.org/bertaubatlah-oleh-karena-kelemahanmu/ )

By: TNC

Sepi hari terus menghiasi dunia penuh fantasi

Manusia sibuk dengan caci  maki yang tiada henti

Tak sadarkan diri itu semua hanya dikendalikan  ilusi 

Rasa iri dengki terus menghantui hati


Mata hati kita tahu kapan kondisi ini terhenti

Semua kenormalan hilang bagaikan air di telan bumi

Kita sadar itu akan muncul kembali dalam jati diri

Manusia lelah dengan pikiran dan hati naruni


Dia datang atas ijin Tuhan bukan inisiatif pribadi

Meski banyak teriakan itu adalah konspirasi

Tapi tak satupun yang bisa menghakimi bahkan buatnya terhenti

Karena si pembuat hanya perantara sejati


Wahai umat manusia yang sedang berlinang air mata

Cukuplah kau nantikan sebuah kenistaan semata

Mulailah dengan tindakan yang indah dan berguna 

Karena semua adalah penantian semu semata

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun