Mohon tunggu...
Taufik Hidayat
Taufik Hidayat Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Seandainya Bank Mandiri-BNI di Merger

26 Mei 2015   16:01 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:34 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa bulan lalu ada wacana kalau pemerintah akan menggabungkan Bank Mandiri dengan BNI. Wacana tentang merger antara Bank Mandiri-BNI dinilai memiliki dampak yang negative maupun positif. Meskipun merger tersebut belum dilaksanakan namun banyak pro-kontra atas merger Bank Mandiri dengan BNI. Dimana kedua Bank tersebut merupakan Badan Usaha Milik Negara yang paling besinar. Selama ini, Bank Mandiri dan BNI saling berebut hati nasabah untuk menjadi nasabahnya. Padahal, kedua bank tesebut sama-sama dimiliki oleh pemerintah. Apa jadinya jika kedua Bank termahsyur di Indonesia tersebut digabungkan. Mungkin akan bisa menguasai pasar dalam negeri bahkan ASEAN.

Saat ini Indonesia mempunyai puluhan lembaga perbankan swasta maupun negeri. Bandingkan dengan Negara-negara ASEAN lainnya seperti Malaysia ataupun Singapura. Mereka hanya mempunyai beberapa bank saja namun bank tersebut merupakan bank-bank besar dalam negeri Malaysia maupun Singapura yang mampu mempunyai daya saing yang tinggi dalam pasar ASEAN. Dalam ASEAN Economic Community (AEC) yang akan dilaksanakan dalam beberapa bulan lagi ini Indonesia sangatlah membutuhkan bank yang mempunyai daya saing dalam pasar ASEAN supaya bisa bersaing dengan bank-bank besar dari Negara lainnya. Oleh karena itu pemerintah mempunyai rencana untuk menggabungkan antara Bank Mandiri dengan BNI meskipun saat ini masih diperdebatkan hasil akhirnya.

Keuntungan jika Bank Mandiri dan Bank Nasional Indonesia (BNI)

Keuntungan pertama yaitu dalam segi permodalan. Seperti yang diketahui bahwa Bank Mandiri merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mempunyai modal yang besar. Jika kedua bank tersebut digabungkan maka jumlah modal akan sangat meningkat tajam. Dengan modal yang besar itu akan membuat nasabah merasa nyaman untuk menjadi nasabah disana.

Keuntungan yang kedua yaitu dalam segi pendapatan. Pendapatan atau laba yang diperoleh juga akan semakin besar. Melampaui pendapatan sebelum kedua bank tersebut dimerger. Hal itu dapat terjadi karena ketika bank yang melakukan merger berada dalam bisnis yang sama karena fungsi dan tenaga kerja yang berlebihan dapat dihilangkan. Namun dalam segi keuntungan yang ini mengorbankan tenaga kerja.

Keuntungan yang ketiga yaitu dalam segi persaingan. Bank Mandiri dan BNI mempunyai target yang sama yaitu badan usaha yang kegiatan utamanya menerima simpanan dari masyarakat dan kemudian mengalokasikannya kembali untuk memperoleh keuntungan serta menyediakan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran. Di Indonesia Bank Mandiri dan BNI merupakan bank yang bersaing ketat dalam menarik hati nasabahnya. Namun, jika kedua bank tersebut membuat tidak ada persaingan lagi antar keduanya. Sungguh hal yang tak wajar jika kedua lembaga BUMN saling bersaing.

Keuntungan yang keempat yaitu dalam segi meningkatkan likuiditas. Meningkatkan likuiditas pemilik Merger antar bank memungkinkan bank memiliki likuiditas yang lebih besar jika kedua bank tesebut dimeger. Hal ini mengakibatkan pasar saham akan lebih luas dan saham lebih mudah diperoleh sehingga lebih likuid dibandingkan dengan bank-bank lainnya.

Namun dari beberapa keuntungan tersebut tidak menjadi patokan untuk memuluskan penggabungan antara Bank Mandiri dengan BNI. Sampai saat ini masih belum diputuskan tentang penggabungan antara kedua bank tersebut. Pasalnya, dalam prosesnya butuh persetujuan oleh pemegang saham dalam kedua bank tersebut. Meskipun pemerintah menguasai pemegang saham yg paling banyak akan tetapi masih ada beberapa persen saham yang dimilikii oleh pihak-pihak public ataupun individu. Pengamat ekonomi juga menilai bahwa kondisi Bank Mandiri dan BNI masih sehat. Semestinya pemograman merger itu dillaksanakan pada kondisi-kondisi bank yang sudah tidak sehat. Kondisi sehat disini adalah jumlah laba dan usaha-usaha lainnya masih dianggap lancar tanpa hambatan.

Selain mendapatkan kritik dari beberapa pakar, penggabungan kedua bank tersebut juga dinilai akan berdampak negatif terutama kepada karyawan-karyawan kedua bank ini.. Misalkan adalah dalam pengurangan tenaga kerja. Dengan pengurangan karyawan tersebut akan menambah jumlah pengangguran yang ada di Indonesia ini. Namun pada akhirnya, kedua Bank tersebut tidak jadi untuk dimerger.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun