Bumdesma Pulau Breuh - Terletak di ujung Pulau Sumatera, Pulau Breuh di Kecamatan Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar, merupakan sebuah permata tersembunyi yang penuh dengan potensi luar biasa. Dengan keindahan alam yang melimpah, Pulau Breuh menyimpan berbagai peluang untuk berkembang, terutama di sektor pariwisata bahari dan konservasi berbasis adat. Di balik keindahan alamnya, terdapat 12 desa yang dikenal dengan nama Gampong yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut.
Peningkatan potensi wisata dan konservasi ini tak hanya mengandalkan keindahan alam, tetapi juga melibatkan seluruh masyarakat untuk berperan aktif dalam menjaga kelestariannya. Keinginan untuk bergerak bersama menuju kemajuan inilah yang mendorong terbentuknya Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUMDESMA) Maju Beusaree. Dengan harapan besar untuk masa depan desa yang lebih sejahtera, mari kita eksplorasi lebih lanjut potensi besar Pulau Breuh ini.
Pulau Breuh: Surga Bahari dan Ekowisata yang Belum Tergarap Maksimal
Pulau Breuh, yang terletak di Kecamatan Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar, memang bukan nama yang sering terdengar di telinga banyak orang. Namun, bagi mereka yang sudah berkunjung atau mendengarnya, Pulau Breuh memiliki pesona alam yang tak tertandingi. Dengan luas sekitar 120 km, pulau ini dikelilingi oleh laut biru yang memukau dan pantai-pantai yang masih alami, menawarkan pemandangan yang tak jauh berbeda dengan surga tersembunyi yang bisa ditemukan di sejumlah destinasi wisata kelas dunia.
Pulau Breuh, dengan 12 desa yang tersebar, menawarkan panorama alam yang menakjubkan, cocok untuk pengembangan pariwisata bahari yang berkonsep ekowisata. Desa-desa seperti Gampong Alue Raya, Rinon, dan Teunom memiliki akses langsung ke pantai, yang menjadikannya lokasi strategis untuk wisata bahari. Namun, lebih dari sekadar pesona alam, Pulau Breuh juga mengundang kita untuk menyelami budaya lokal yang sangat kental dengan kearifan adat.
Masyarakat setempat pun menyadari potensi tersebut dan berkomitmen untuk bersama-sama mengelola destinasi wisata ini. Sebagai bentuk komitmen, setiap desa menyertakan modal awal untuk pengembangan BUMDESMA, yang akan menjadi wadah utama dalam pengelolaan wisata dan konservasi di kawasan ini.
Penyertaan modal awal BUMG Bersama Pulo Breuh Maju Beusaree yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa) Tahun anggaran 2022 sebagai Modal Dasar sebesar Rp. 10.000.000/Desa x 12 Desa = Rp. 120.000.000 (seratus dua puluh Juta Rupiah) sesuai dengan Peraturan Bersama Nomor 2 Tahun 2021 tentang Penyertaan Modal BUMG Bersama Pulo Breuh Maju Beusaree Kecamatan Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar.
Sayangnya, meski memiliki potensi luar biasa, Pulau Breuh masih belum tergarap secara maksimal dari sektor pariwisata bahari. Pantai-pantai yang ada di sepanjang pulau ini, seperti pantai di Desa Meulingge atau Blangsitungkoh, memiliki pasir putih yang lembut, air yang jernih, dan kehidupan bawah laut yang kaya. Di sinilah sebenarnya terletak peluang besar untuk mengembangkan ekowisata berbasis alam yang tidak hanya menarik pengunjung domestik, tetapi juga wisatawan mancanegara.
Konservasi dan Wisata Berbasis Alam berbasis Adat
Dengan adanya Badan Usaha Milik Desa Bersama, masyarakat di Pulau Breuh siap untuk mengembangkan dua sektor penting: konservasi alam dan wisata berbasis adat. Konservasi hutan lindung dan ekosistem pantai menjadi prioritas utama di Pulau Breuh. Salah satu titik konservasi penting berada di Pasie Weung, Pulau Breuh Utara, yang menjadi tempat pendaratan penyu hijau terbesar di Aceh Besar. Ini bukan hanya soal menjaga kelestarian alam, tetapi juga melibatkan masyarakat dalam upaya yang lebih besar untuk menciptakan ekowisata yang berkelanjutan.