Mohon tunggu...
Taufik
Taufik Mohon Tunggu... Editor - Freelance Berdaulat

*Pejalan yang membutuhkan Energi Langit* Penyuka bacaan: #Antropologi, #Sosiologi, #Poetri, #Sejarah, #Ekonomi, #sosialbudaya #kebijakan #kearifanlokal

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Nelayan, Garda Terdepan Ketahanan Pangan yang Sering Terlupakan

31 Januari 2025   11:56 Diperbarui: 31 Januari 2025   11:56 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelabuhan Mini Nelayan Lhok Lamteungoh, Peukan Bada-Aceh Besar (Dok Pribadi) 

Mengapa Mereka yang Mengarungi Laut Justru Hidup di Bawah Garis Kemiskinan?

Pernahkah terpikir mengapa nelayan, yang setiap hari menghadapi ganasnya lautan untuk memenuhi kebutuhan pangan kita, justru hidup dalam kesulitan ekonomi?

Mengapa harga ikan yang kita beli di pasar sering kali tidak sebanding dengan perjuangan mereka di tengah badai? Dan bagaimana peran tengkulak menciptakan lingkaran setan kemiskinan yang sulit diputus?

Di balik aroma garam dan debur ombak, ada kisah ketidakadilan yang jarang kita dengar.

Ketidakadilan dalam Rantai Distribusi: Tengkulak Berkuasa, Nelayan Tertekan

Salah satu akar kemiskinan nelayan adalah dominasi tengkulak dalam rantai distribusi hasil tangkapan. Nelayan sering kali terpaksa menjual ikan mereka langsung kepada tengkulak dengan harga yang jauh di bawah nilai pasar. Mengapa? Karena mereka tidak memiliki alternatif.

"Dalam rantai distribusi, nelayan berada di titik paling lemah. Mereka tidak punya pilihan selain bergantung pada tengkulak yang menawarkan harga rendah," jelas Dr. Rina Ayu, peneliti dari Lembaga Ekonomi Pesisir Indonesia.

Ketergantungan ini muncul karena beberapa alasan:

1. Ketiadaan Infrastruktur Penyimpanan

Nelayan tidak memiliki fasilitas seperti cold storage, dan freezer sehingga mereka harus segera menjual hasil tangkapan sebelum ikan membusuk.

2. Modal yang Minim:

Sebagian besar nelayan memulai aktivitas mereka dengan modal pinjaman dari tengkulak, yang pada akhirnya menciptakan hubungan utang-piutang tidak sehat.

3. Kurangnya Akses ke Pasar Langsung

Nelayan sering kali tidak memiliki akses ke pasar yang lebih luas. Lokasi geografis yang terpencil membuat mereka kesulitan menjual hasil tangkapan langsung kepada konsumen atau pedagang besar. Akibatnya, mereka hanya bisa mengandalkan tengkulak yang datang ke desa-desa pesisir.

Banyak nelayan tidak tahu cara menjangkau pasar besar atau bahkan menjual hasil tangkapan mereka secara online, meskipun teknologi sudah semakin berkembang.

4. Sistem Informasi Harga yang Tidak Transparan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun