Aceh, terselip sebuah kisah yang mengakar pada tiap sudut masjid tua bernama Indrapuri. Dari jejak sejarah Aceh, Masjid Indrapuri merupakan bab yang takkan pernah selesai diceritakan. Berdiri kokoh dengan atapnya yang bersusun tiga, masjid ini lebih dari sekadar tempat ibadah, ia adalah saksi abadi perjalanan panjang Aceh yang kaya akan kebudayaan, ilmu pengetahuan, serta pergulatan manusia dalam mencari makna hidup.
Berziarah ke Masjid Indrapuri bukan sekadar mengunjungi bangunan kuno. Di sana, tiap tiang dan atap kayu adalah seakan pengingat akan masa lalu yang penuh wibawa. Di bawah naungannya yang sederhana, Sultan Iskandar Muda, pada abad ke-17, membangun masjid ini di atas reruntuhan benteng Hindu Lamuri, menciptakan perpaduan antara ajaran Islam dan kearifan lokal. Kini, masjid ini masih berdiri, menyimpan cerita bisu dari setiap riwayat yang tercipta di dalamnya.
Arsitektur Penuh Pesona dan Kesederhanaan
Menginjakkan kaki di area masjid, aura sakral langsung menyelimuti. Luas masjid ini mencapai 33.875 meter persegi dengan bentuk bangunan menyerupai persegi, mengingatkan kita akan kesederhanaan namun sarat makna. Bangunan ini disangga oleh 36 tiang kayu besar, sebuah bukti keteguhan masa lampau, sedangkan atap piramid bertingkat tiga menyisakan ruang-ruang bagi udara dan cahaya untuk bersirkulasi. Desain ini tak hanya melindungi, tetapi juga merangkul dan menyatu dengan alam.
Di depan masjid, sebuah bak wudhu hadir, seolah menjadi gerbang suci sebelum memulai ibadah. Kehadiran bak wudhu ini mengingatkan akan nilai luhur Islam yang menyelaraskan kesucian lahir dengan batin, dan dalam suasana masjid, orang merasakan kedekatan yang nyata dengan Pencipta.
Ruang Bagi Sejarah, Riset, dan Ziarah
Masjid Indrapuri juga menjadi tempat persemayaman makam para ulama dan bangsawan Kerajaan Aceh, yang dahulu berperan penting dalam perkembangan Islam di wilayah ini. Di sini, peziarah dapat merasakan kedalaman spiritual yang tak terucap, di mana jejak-jejak para pemikir Islam dan pahlawan Aceh tetap hidup dalam doa-doa yang dipanjatkan. Bahkan hingga kini, para peneliti dari universitas-universitas di Indonesia maupun mancanegara terus datang, mencoba menyingkap misteri dan kearifan masa lalu yang terpatri dalam tiap sudut bangunan ini.
Saksi Bisu Sejarah Aceh
Pada masanya, Masjid Indrapuri bukan hanya pusat keagamaan, namun juga pusat pemerintahan. Di sini, Sultan Alaidin Muhammad Daud Syah dinobatkan sebagai raja, menjadikannya simbol kebanggaan Aceh ketika Belanda menyerang dan merebut Istana Dalam. Pada saat itu, masjid ini menjadi basis pertahanan terakhir, menyimpan kenangan tentang tekad tak kenal menyerah dari rakyat Aceh.
Keunikan Atap Tiga Susun
Keunikan utama Masjid Indrapuri terletak pada atapnya yang bersusun tiga. Desain ini tidak hanya mempercantik masjid, namun juga berfungsi untuk menciptakan kenyamanan akustik. Menurut riset yang dilakukan oleh para pakar akustik di Universitas Syiah Kuala, struktur atap ini mampu menyebarkan suara dengan jelas tanpa perlu bantuan pengeras suara. Orang-orang yang beribadah di sini bisa mendengar dengan jernih, memungkinkan mereka untuk lebih khusyuk dalam doa dan dzikir.
Keunggulan desain ini semakin terasa setelah tsunami 2004, di mana gaya arsitektur Timur Tengah mulai diadopsi oleh banyak masjid baru. Namun, warisan atap piramida ini tetap memiliki tempat khusus dalam hati masyarakat Aceh, melambangkan nilai asli dan identitas lokal yang kian memudar seiring dengan modernisasi.
Menelusuri Nilai dan Roh di Balik Bangunan
Hasrat orang Aceh zaman dahulu bukanlah membangun kemegahan semata, tetapi menghadirkan roh yang menghidupkan bangunan itu sendiri. Seperti yang dikatakan oleh Zulfian, seorang ahli akustik, roh sebuah masjid terletak pada suaranya. Tidak ada kemewahan berlebihan yang bisa menggantikan kenyamanan spiritual yang timbul ketika suara lantunan doa terdengar merdu tanpa distorsi, dan keheningan di masjid terasa lebih dalam. Bagi orang-orang yang mengunjungi Masjid Indrapuri, rasa damai dan ketenangan itulah yang membekas dan membuat mereka merasa lebih dekat dengan Sang Pencipta.
Lokasi Masjid Indrapuri
Berada di Desa Indrapuri, Kecamatan Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar, masjid ini mudah diakses dari jalan raya Banda Aceh-Medan, hanya sekitar 20 kilometer dari pusat Kota Banda Aceh. Satu perjalanan yang singkat tetapi sarat makna bagi mereka yang mencari kedamaian dan nilai sejarah.