Cinta yang Ringkih
Selalu aku jatuh cinta,
di setiap mata terpejam,
cahaya yang ringkih mengintip,
menekuni hatiku yang retak.
Kesakitan ini, aku peluk dalam diam,
seperti kawan lama yang setia.
Menunggu cahaya itu datang,
menyapa hangat di dalam dada.
Jangan kau ambil tangis ini,
jika hanya ini yang tersisa darimu.
Biarkan air mata mengalir,
sebab dengannya, kutemukan dirimu.
Tangis ini, suara dari yang tak terucap,
sebuah percakapan yang tak pernah henti.
Jangan keringkan air mataku,
karena dengannya, aku bisa menatap-Mu lagi.
Di balik kesakitan, di balik duka,
di sana, kutemukan cinta yang abadi.
Cinta yang tak lekang, meski ringkih,
menari di antara retak dan luka.
Dalam air mata, aku membaca nama-Mu.
Dan dengan tangis ini, aku merindukan-Mu
Koetaradja, Oktober2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H