Mohon tunggu...
Taufik Ikhsan
Taufik Ikhsan Mohon Tunggu... Guru - Ras Manusia

Art-enthusiast.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kembalikan Mata Pelajaran TIK

16 Oktober 2014   14:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:48 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14134200161345214975

[caption id="attachment_366817" align="alignnone" width="623" caption="Illustrasi: mjhayahanafik29.blogspot.com"][/caption]

Kita harus membuka mata lebar-lebar, menerima fakta secara sadar, bahwa tendensi untuk bersosialisasi kini secara mengejutkan telah setengahnya berpindah ke dunia maya. Bisa dibilang sekarang kita hidup dalam dua dunia, dunia nyata dan dunia maya. Segala sesuatu bisa dimulai dari dunia nyata maupun dunia maya, dan keduanya pun kini saling terkoneksi dan memberi implikasi untuk keberlangsungan proses kehidupannya.

Menjelang tahun 2014 ini, kita sudah disuguhkan melodrama yang apik nan penuh intrik terjadi karena gesekan sosial yang ada di dunia maya, baik itu dalam media sosial ataupun portal-portal yang kita tidak ketahui kebenarannya tapi malah menjadi konsumsi wajib untuk meredakan haus akan informasi. Kita semua sadar bahwa 'bermasyarakat' kini telah mengambil perannya pula di dunia maya, dan tanpa disadari topik yang ada disana memberikan dampak domino bagi kehidupan masyarakat sesungguhnya.

Kita butuh jembatan yang harus menghubungkan keduanya agar justru memberikan dampak positif saja, bukan sekedar mainstream berbau sampah visual dan berita sumbu api yang mampu menyulut emosi. Jalur pendidikan harus menjadi solusi utama untuk menjembatani tersebut, tentunya kegiatan pendidikan yang mampu menanamkan cara 'berkehidupan' dalam dunia maya, yang notabene selama ini sudah mengambil setengah porsi 'bersosialisasi' kita di dunia nyata.

Jika dulu Mata Pelajaran TIK ditujukan untuk membentuk kompetensi 'teknisi' komputer dan pengelolaan informasi, kini TIK haruslah ikut mengambil peran untuk mendidik generasi penerus bangsa agar tumbuh berkembang sesuai pola kehidupan yang saat ini beragam (dunia nyata dan maya). Peserta didik walaupun pada kenyataannya mampu mempelajari secara mandiri bidang studi TIK dengan hanya 'ngoprek', tidaklah cukup untuk menjadikan mereka seorang yang paham hakikat 'teknologi informasi dan komunikasi'.

TIK bukan hanya sekedar teknisi saja, tapi didalamnya ada seperti interaksi manusia dan komputer, etika berperilaku di internet, ataupun peraturan dan perundang-undangan yang mengatur jalannya kehidupan di dunia maya. Peserta didik haruslah mempelajari dan mempraktekkan itu, agar 'berinternet sehat' segera tercapai dan peserta didik mampu mendapatkan manfaat yang positif dari seluruh interaksinya di dunia maya.

Menjelang mundurnya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kita sebentar lagi. Banyak harapan agar Mata Pelajaran TIK ini diadakan lagi, tentunya dengan perubahan yang sesuai kebutuhan zaman. Jangan lagi ada kasus-kasus kekerasan yang dilakukan pelajar gara-gara hanya melihat informasi dari internet, jangan lagi ada kasus tindak asusila yang dilakukan pelajar gara-gara berawarl dari menonton film suurr di internet.

Mulai saat ini, TIK harus bisa membentuk peserta didik sebagai pebelajar abad 21. Dimana mereka belajar sesuai dengan perkembangan psikologinya di dunia nyata, tapi menghimpun informasi yang banyak dari dunia maya. Kembalikan TIK. Bangun peradaban dari generasi yang sehat mental dan fisik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun