Mohon tunggu...
Taufik Hasibuan
Taufik Hasibuan Mohon Tunggu... Guru - Guru Alif Alif

Guru Alif Alif

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sejarah Pisang di Binanga

6 Maret 2020   08:27 Diperbarui: 6 Maret 2020   08:31 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika dalam beberapa hari ini, artikel kami seputar dunia keguruan. Kali ini kami akan sedikit mengulas tentang sejarah kampung kelahiran kami. Komoditas unggulan era 90an, bertujuan agar sejarah tidak hilang digilas zaman, dan generasi muda saat ini mengetahui bahwa dulu disini pernah berjaya satu komoditas unggulan yang menjadi penyumbang ekonomi kerakyatan. Semoga kisah ini, menambah wawasan kita, dan juga bisa menjadi inspirasi untuk mengembangkannya kembali.

Tahun 90an kebawah, di eks Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Padang Lawas Provinsi Sumatera Utara. Kala itu masih satu kecamatan, seiring dengan bergulirnya otonomi daerah. Maka Kecamatan Barumun Tengah dibagi kepada 7 Kecamatan. Kecamatan Barumun Tengah Ibukota Binanga menjadi Kecamatan tertua.

Disusul Kecamatan Huristak, Ibukota Huristak. Kecamatan Simangambat, Ibukota Simangambat, saat ini telah menjadi dua kecamatan yakni kecamatan Ujung Batu, kedua kecamatan ini berada di wilayah Kabupaten Padang Lawas Utara. Bukan masuk kedalam wilayah Padang Lawas, meskipun mereka adalah pecahan dari Barumun Tangah. Kecamatan Aek Nabara Barumun Ibukota Aek Nabara, Kecamatan Sihapas Barumun, ibukota Padang Hasior. Terahir dan baru saja disahkan, Kecamatan Barumun Barat ibukota  Gading. Sampai tulisan ini penulis buat, kantor kecamatannya masih menumpang di bekas puskesmas gading.

Pisang menjadi salah satu komoditas unggulan diseluruh wilayah ini, setiap hari kamis kita akan menyaksikan berton ton pisang keluar dari jembatan Binanga. Aliran sungai Barumun yang memanjang dari Ulu Aer hingga Labuhan Bilik, sesungguhnya menjadi anugerah Tuhan pada masyarakat yang tinggal di bantaran sungai Barumun. Pinggiran sungai menjadi lahan yang subur untuk bercocok tanam palawija, sehingga Pisang dieranya tumbuh subur disepanjang Sungai Barumun, demikian juga dengan tanaman palawija lainnya.

Ratusan hektar pisang tumbuh subur di sepanjang aliran sungai Barumun ini.

Dan menjadi salah satu pendapatan masyarakat, selain pertanian padi, tanah subur anugerah ilahi. Sungai Barumun juga menjadi andalan masyarakat, yang mencari keberuntungan lewat perikanan. Landia menjadi salah satu ikan yang cukup terkenal dari sungai Barumun, sejenis ikan Patin yang memiliki daging yang manis. Bahkan dahulu Binanga disebut sebagai Kota Landia, saat ini, sudah sangat jarang bisa ditemukan dijual dipasar pasar.

Semenjak kedatangan  ekspansi sawit, masyarakat berubah, lahan lahan pisang diganti menjadi sawit.

Sehingga pisang hampir tidak ditemukan lagi di pinggir jembatan Binanga. Setiap hari kamis, akan lebih mudah menemukannya di tengah pasar. Yang dibawa dari Kabupaten Nias, Tapanuli Selatan dan daerah lain. Ini sejarah pisang di BINANGA, lewat foto ini saya tersadarkan, bahwa kita pernah berjaya dengan komoditi ini, tanpa manajemen dan pengelolaan yang baik.

Bagaimana jika sekarang, dengan adanya dana desa. bantuan pemerintah. dan juga penyuluh pertanian yang hampir ada di setiap kecamatan. Menjadikan ini sebagai program untuk peningkatan pendapatan masyarakat, Badan Usaha Milik Desa (Bumdesa) yang dikelola dengan baik, hampir disetiap perempatan jalan, warung warung kopi  pasar pasar kita temukan penjual Goreng pisang. Berapa Ton setiap hari dibutuhkan, berapa rupiah akan mengalir ke kantong desa. Belum lagi jika dikelola lebih moderen, seperti pisang sale yang dari Aceh, tentu akan membuka lapangan kerja baru.

Keuntungannya harga tidak diatur oleh perusahaan, berbeda dengan sawit. Pabrik yang mengatur harga sesuka hatinya. Sedangkan pisang, selain menjadi cemilan pisang bisa diolah menjadi berbagai jenis makanan. Alhasil harga menjadi ketentuan petani, tidak diatur oleh perusahaan raksasa, para tengkulak dan juga para toke.  Lapangan Kerja akan terbuka, oleh oleh khas Padang Lawas hasil olahan Pisang. komoditi unggulan di wilayah ini. Rakyat makmur, sejahtera, Pemerintah nyaman bekerja.

Pisang, mungkinkah dikau hadir lagi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun