Salah satu hal yang masih perlu kita nasihatkan kepada kaum muslimin  adalah bahwa di dalam agama Islam khususnya dalam hal ibadah, hendaknya kita memprioritaskan sesuatu yang jelas dalil serta syariatnya, dari pada perkara-perkara yang masih diperselisihkan.
Kita  lihat sebagian kaum muslimin begitu antusias dalam melaksanakan ritual-ritual yang menjadi kritikan bagi para ulama, sementara di sisi lain, mereka meninggalkan  amalan-amalan yang telah disepakati para ulama bahwa itu adalah bagian dari hal penting dalam agama ini bahkan tidak mengetahui hukumnya.Â
Pada poin ini seperti orang-orang yang mengaku cinta kepada Rasul Shallallahu alaihi wa sallam, kemudian mereka melakukan bermacam bentuk ritual-ritual yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah, dengan dalih menganggap sebagai bukti cinta kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Sedangkan cinta kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam adalah merupakan bagian dari keimanan kita, di mana Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam menyebutkan dalam hadisnya " tidaklah sempurna keimanan seseorang sampai aku lebih dicintainya daripada orang tuanya, anaknya dan manusia seluruhnya. Umar Bin Khattab  pernah berkata kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam, ya Rasulullah, Engkau adalah orang yang paling aku cintai dari segala sesuatu kecuali dari diriku, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam mengatakan, tidaklah sempurna imanmu ya Umar,  tidaklah demikan seharusnya wahai Umar, sampai aku, lebih engkau cintai daripada dirimu sendiri..
Jika mencontoh para sahabat di dalam mencintai Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, yang pertama mereka lakukan  adalah apa yang diperintahkan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam membenarkan segala berita-berita yang disampikan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, mereka tidak beribadah kepada Allah kecuali sesuai dengan syariat di dibawa oleh Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam.Â
Saat ini ada sebagian kaum muslimin, sangat  antusias dalam melaksanakan ritual-ritual seperti pada bulan Rabiul Awal merayakan Maulid Nabi,  sudah banyak kritikan-kritikan para ulama bahkan ada satu referensi yang mengumpulkan fatwa-fatwa ulama dari masa ke masa mengkritik perbuatan ini,  yang lebih menyedihkan adalah ketika perbuatan-perbuatan mereka anggap sebagai perbuatan bagian dari ibadah  tersebut, justru bercampur dengan maksiat bercampur baur antara laki-laki dan perempuan, berjoget, berdendang dan bersorak sorai. Ini jelas tidak ada tuntunan dari agama kita dan itu menyerupai suatu agama orang-orang musyrikin yang ketika beribadah mereka bersorak sorai,  bernyanyi .
Dalam agama kita, berdendang dan joget bukan bagian dari ajaran agama kita, Imam Syafii  rahimahullahu ta'ala pernah berkata, "aku mendengar suatu perkara di Baghdad yang mereka sebut sebagai takbir, tujuan mereka adalah untuk melalaikan manusia dari Alquran,  takbir itu adalah bentuk syair syair yang  dibuat oleh orang-orang zindik yang mereka sebut sebagai takbir, supaya manusia lari dari al-qur'an".Â
Saudara-saudaraku muslimin dan muslimat, disatu sisi ada perkara-perkara yang jelas sunahnya seperti memanjangkan jenggot, tetapi amalan yang jelas sunnahnya itu bagi mereka yang melakukan ritual-ritual yang mereka sebut bid'ah hasanah menurut pandangan mereka justru mengolok olok orang yang mencukur jenggot padahal  jelas-jelas dalilnya haram yang mencukul jenggot. Begitu juga mereka mengolok olok orang memakai celana diatas mata kaki atau tidak isbal yang mereka bahasakan dengan cingkrang, padahal itu jelas dalinya bahkan ada ancaman dri Allah.Â
Nah saudara seiman, hal yang perlu kita perhatikan dalam beragama adalah sesuatu yang jelas dalilnya, itulah yang lebih utama untuk kita lakukan, dari pada perbuatan dalam hal dalilnya masih samar-samar, bahkan tidak ada contoh dari sahabat, para tabiin, para ulama yang masyhur, dan para ulama-ulama mazhab dari Imam Abu Hanifah Imam Malik Imam Syafi'i Imam Ahmad tidak pernah contohkan itu, lalu hari ini kita banyak merekayasa memodifikasi ajaran-ajaran Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam di mana kita akan menjadi seorang mengaku cinta kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sementara kita tidak mendahulukan sesuatu yang pasti sunahnya di atas sesuatu yang kita ragu yang diperselisihkan dalam persoalannya.
Kita contohkan merapakan saf dalam shalat, sebagian orang masih banyak mengolok olok perkara merapakan shaf dalam shalat, banyak sekali perkara perkara sunah yang jelas diakui oleh semua para ulama dan itu tidak menjadi prioritas bagi kita, sementara perkara-perkara yang  menjadi perdebatan perselisihan karena tidak ada contoh dari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, amalamaliah tersebut ini lebih kita prioritaskan bahkan dijadikan sebagai bentuk ciri khas untuk kelompok tertentu dan sebagainya.Â
Kaum muslimin yang dirahmati Allah subhanahu wa taala, kalau kita benar-benar cinta kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam maka  ikuti firman Allah subhanahu wa taala, katakan jika  kalian cinta kepada Allah, ikutil Aku Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.  mengerjakan apa yang diperintahkan dan meninggalkan apa yang dilarang. Nah dalam mengaplikasikannya dalam kehidupan kita, maka yang pertama, lakukan terlebih dahulu yang wajib kemudian fardu kifayah kemudian sunnah muakkadah kemudian sunatul mutlak kemudian setelah itu adalah  sunah-sunah yang lainnya.