Mohon tunggu...
Taufik Amansah
Taufik Amansah Mohon Tunggu... -

Meluruskan yang benar

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Antara Analogi Hasil PILEG dengan PILPRES

22 Juni 2014   20:05 Diperbarui: 20 Juni 2015   02:49 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Seperti yang di katakana Direktur Lembaga Survei Indonesia Kuskrido Ambardi bahwa lembaga-lembaga survei yang memiliki hasil sigi jauh berbeda dengan lembaga lainnya pasti melakukan kesalahan. Lalu kita bertanya ? Lembaga Survey mana yang valid?

Dulu Jokowi menang di DKI dengan membalik semua hasil survey. Tidak hanya fenomena Jokowi di Pilgub DKI, prediksi lembaga survei untuk pemilu legislatif tahun 2014 juga banyak yang meleset, yaitu terkait perolehan suara partai politik kaitan ambang batas parlemen.

Menurut  saya Survey tidak seperti Quick Count, saat ini di kumpulkan data, saat itu juga dapat di prediksi. Survey perlu beberapa hari baru dpat kelihatan hasil nya, mulai mencari data, baik mengisi Form kuisioner maupun wawancara, kemudian mengolah data, baru dapat hasil survey. Dalam proses ini berapa hari kah yang di perlukan untuk sampai pada kesimpulan survey? Apakah dalam proses tersebut kuisioner dapat tetap pada pilihannya?

Mari kita tinggalkan lembaga survey dengan memprediksi hasil PILPRES 2014, Coba kita analogikan hasil PILEG dengan Prediksi hasil Capres. Seperti diketahui sebelumnya, hasil PILEG kita adalah :

1.Nasdem                               =  8.402.812        (6,72 %)

2.PKB                                        =11.298.957        (9,04 %)

3.PKS                                        =  8.480.204        (6,79 %)

4.PDIP                                      =23.681.471        (18,95 %)

5.Golkar                                   =18.432.312        (14,75 %)

6.Gerindra                              =14.760.371        (11,81 %)

7.Demokrat                            =12.728.913        (10,19 %)

8.PAN                                       =9.481.621          (7,59 %)

9.PPP                                        =8.157.488          (6,53 %)

10.Hanura                                 = 6.579.498         (5,26 %)

11.PBB                                        = 1.825.750         (1,46 %)

12.PKPI                                       = 1.143.094         (0,91 %)

Capres Prabowo Hatta di adalah pasangan yang diusung Gerindra , PAN, PKS, PPP, Golkar, dan PBB ini. Jika di total adalah = 11,81+7,59+6,79+6,53+14,75+1,46 = 48,93%, Capres Jokowi JK Pasangan yang di usung oleh PDIP, Nasdem, PKB, Hanura dan PKPI jika di total = 18,95+6,72+9,04+5,26+0,91 = 40,88%

Di analogikan bahwa pemilih Gerindra, PAN, PKS, dan PBB 100% memilih pasangan ini. PPP dengan kisruhnya internal partai dengan setengah hati mendukung pasangan ini sehingga dapat di asumsikan 50% pemilih PPP akan beralih ke pasangan Jokowi JK begitu juga dengan Golkar, oleh karena Efeck JK maka akan ikut menggerus pemilih golkar ke pasangan Jokowi.Oleh karenanya pasangan Prabowo Hatta di gembosi hasilnya 48,93% - 50% dari suara PPP – 50% suara Golkar = 48,93% – 3% - 8% = 37,93%, Akan tetapi dengan larinya pemilih beberapa partai pengusung kita dapat analogikan bahwa prabowo hatta mencuri pemilih pasangan Jokowi JK di karenakan sebagian pemilih PKB melarikan dukungan nya ke Prabowo akibat dari effect Mahfud MD dan Rhoma dengan sonetanya, begitu juga dengan Nasdem, bagaimana dengan Demokrat yang Netral? Kita asumsikan juga suara democrat terpecah menjaadi 2,  berarti prabowo mendapat 37,93% + 5% + 3% + 5 = 50,93% atau 51%.

Lalu bagaimana pasangan Jokowi JK, Total suara koalisinya 40,88% ditambah suara 50% PPP + 50% Golkar + 50% Demokrat = 40,88 + 3% + 8% + 5% =  56,83% akan tetapi di gerus oleh PKB dan Nasdem sehingga score menjadi 56,83% - 5% - 3% = 48,83% atau 49%,

Jadi dapat di prediksi Hasil Pemilihan capres dan cawapres memperoleh Hasil  51% untuk pasangan Prabowo Hatta dan 49% untuk pasangan Jokowi JK. Mari kerja keras memperebutkan pemilih yang masih  mengambang untuk membalikkan analogi di atas, agar jagoan kita menang di PILPRES 2014 ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun